Rangkul NU Kembangkan Islam Moderat, Saudi "Stop Wahabi"
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj bersama Duta Besar (Dubes) Kerajaan Arab Saudi, Usamah bin Muhammad mengadakan pertemuan, di rumah Dinas Kedubes Arab Saudi Jakarta.
Komitmen Kerajaan Arab Saudi untuk mengembangkan Islam moderat ditindaklanjuti oleh Usamah dengan menggandeng Nahdlatul Ulama (NU). Demikian penjelasan Kiai Said Aqil Siroj, dalam siaran pers diterima ngopibareng.id, Jumat (17/11/2017).
Dalam pertemuan tersebut, Kiai Said menyampaikan komitmen Kerajaan Arab Saudi dalam mengembangkan Islam moderat dapat dimulai dengan menghormati dan memberikan jaminan Kebebasan bermadzhab kepada seluruh umat Islam dunia yang melaksanakan haji dan umrah di tanah haram.
Kepada Kiai Said, Usamah bin Muhammad menyampaikan komitmen Kerajaan Arab Saudi dalam mengembangkan Islam moderat.
"Yang lalu biarlah berlalu. Mari kita bekerja sama mengembangkan Islam moderat," kata Usamah, pada pertemuan Selasa (14/11/2017) lalu
Sementara itu, Kiai Said mengatakan kepada Dubes Arab Saudi bahwa dirinya tidak mempersoalkan Pemerintah Arab Saudi.
“Yang saya tentang selama ini Wahabi alumni Arab Saudi yang mensyirik-syirikkan, mengkafir-kafirkan, membid'ah-bid'ahkan Muslim Indonesia," tegas Kiai Said.
Salah seorang Ketua PBNU H Muhammad Sulton Fatoni mengatakan, kira-kira tujuh tahun lalu Kiai Said memulai bersikap tegas dan kukuh menentang dan melawan keras Wahabi di Indonesia.
“Selama itu pula PBNU menutup komunikasi dengan Kedubes Arab Saudi,” jelas Sulton.
Hal itu, sambungnya, bermula dari peristiwa tokoh utama Wahabi berkata dan bersikap sombong dan congkak terhadap beberapa kiai saat acara resmi. Kiai Said tentu sangat geram namun masih bisa menahan diri.
“Kini ada indikator situasi di Arab Saudi membaik. Mereka bertekad mengembangkan Islam moderat. PBNU pun kembali membuka komunikasi dengan Kedubes Arab Saudi,” terang Sulton.
Islam moderat sudah lama dikembangkan oleh NU ke seluruh dunia untuk membangun perdamaian. Dalam hal ini, Kerajaan Arab Saudi mengakui reputasi NU sehingga perlu menggandengnya untuk mewujudkan misi tersebut secara global. (adi)