Kembangkan Ekowisata untuk Menjaga Lingkungan
Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, mengatakan, membangun pariwisata di satu sisi memungkinkan terjadinya kerusakan lingkungan. Sebab itu, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat pembangunan itu harus ditekan sekecil mungkin.
Maka, Kementerian Pariwisata, mendorong perlunya terciptanya sebuah ekowisata agar menjadi penyeimbang dan menjaga lingkungan.
Menurut Menpar, ekowisata dan para pemandu interpretasi mau berbuat banyak agar potensi pariwisata yang kini tengah berkembang tak merusak dan menimbulkan kerusakan lingkungan di lokasi wisata yang dikembangkan.
"Pariwisata itu merupakan sektor yang paling kecil menimbulkan kerusakan, karena prinsip pembangunan pariwisata adalah suistainable atau berkelanjutan. Lingkungan yang terjaga merupakan aset bagi pariwisata untuk mendatangkan wisatawan," kata Menpar Arief Yahya.
Kata Menpar, pemandu interpretasi juga harus mampu menjalankan dan mengajak kepada pihak manapun untuk melestarikan potensi-potensi pariwisata yang tengah dikembangkan pemerintah pusat dan daerah.
"Yang pasti pada prinsipnya pariwisata makin dilestarikan akan makin mensejahterakan. Oleh sebab itu, saya sebagai Menpar berharap kepada seluruh yang terlibat dalam ekowisata dapat mampu membantu pemerintah, baik pusat dan daerah, untuk menjaga kelestarian alam dan potensi wisata di daerah dan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke tanah air,” kata Arief Yahya.
Bimbingan Teknis Ekowisata Hutan (Pemandu Interpretasi) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendapat sambutan positif. Bimtek yang diinisiasi oleh Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar itu dipastikan akan ditindak lanjuti oleh semua peserta.
”Ini akan kami implementasikan di Perhutani. Kami juga tadi berdiskusi dengan teman-teman Taman Nasional bahwa Bimtek ini sangat bermanfaat untuk kita menyambut wisatawan. Kita juga semakin bersemangat kalau Hutan itu bisa menjadi daya tarik pariwisata, dengan teknik-teknik yang sudah dijabarkan oleh Bimtek ini. Terima kasih Kemenpar atas programnya ini tinggal kita pelaku di lapangan melaksanakannya dengan baik dan benar,” ujar Asisten Manajer Ecotourist Wisata dan Aset Perhutani Yayak Mahfiyah.
Yayak datang dengan ke-4 timnya dari Perhutani. Begitu juga puluhan perwakilan dari Taman Nasional Baluran (Situbondo), Alas Purwo (Banyuwangi), Meru Betiri (Banyuwangi/Jember). Selain itu, ada juga Taman Wisata Alam Kawah Ijen (Banyuwangi dan Bondowoso) dan Bromo Tengger Semeru.
Fasilisator Interpretasi Ary Suhandi yang menjadi salah satu pembicara setuju agar semua peserta bisa melaksanakan dengan baik di lapangan bagi para Pemandu Interpretasi. Dalam paparannya di hari ke-2, para pemandu harus memikirkan semua dari penampilan, tutur kata sampai ke intonasi bicara agar wisatawan fokus dan happy saat mengunjungi Hutan.