Dakwah di Bumi Cendrawasih, Muhammadiyah Launching UM Papua
Muhammadiyah mengembangkan dakwah di Papua. Selama ini, status Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Muhammadiyah Jayapura menjadi Universitas Muhammadiyah (UM) Papua. Nama UM Papua digunakan secara resmi setelah terbitnya Surat Keputusan Kemendikbud Nomor 937/M/2020.
Perubahan ini disambut baik oleh Benhur Tommy Mano, Walikota Jayapura. Alumni SMP Muhammadiyah YAPPIS Abepura ini mengungkapkan bahwa, dengan di Launchingnya UM Papua adalah suatu kebanggan bagi daerahnya.
Menurutnya, inklusifitas pendidikan di Muhammadiyah sangat membanggakan dan tidak perlu diragukan.
“Apa yang dilakukan oleh tim dari Universitas Muhammadiyah ini sangat membanggakan, ini merupakan sejarah yang harus dicatat dan ini bukanlah hal yang biasa, dan ini bukan hal yang mudah," ucapnya pada Jumat 23 Oktober 2020 dalam acara Launching UM Papua.
Ia menambahkan, UM Papua ke depan diharapkan mampu berkolaborasi dengan perguruan tinggi lain yang sudah ada di sana untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Papua.
Dengan kemajuan zaman secepat dan secangih apapun, kata Tommy, tidak boleh dilepaskan dengan pembangunan manusianya. Pembangunan SDM adalah upaya untuk menstabilkan kemajuan peradaban.
“Di era globalisasi saat ini membutuhkan kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, dengan memanfaatkan dan meninggkatkan teknologi informasi secara bertanggungjawab memegang peranan yang sangat penting," tambahnya.
Secara khusus, setelah diresmikannya UM Papua ini, Tommy berharap supaya UM Papua bisa berkompetisi dengan universitas lain baik skala lokal maupun nasional. Di sisi lain, UM Papu juga diharapkan bisa bersinergi dengan pemerintah untuk membangun kota Jayapura dengan melalui inovasi-inovasi yang berkualitas, modern dan terbaharukan.
“Marilah kita bergandengan tangan lebih erat dan dapat merasakan kesejahteraan yang kita harapkan bersama," tuturnya.
Selaras dengan itu, Doren Wakerkwa, Sekretaris Daerah (Sekda) Papua dalam sambutan mewakili Gubernur mengucapkan terimkasih atas peran Muhammadiyah dalam mencerdaskan putra-putri Papua melalui lembaga pendidikannya. Ia juga menyampaikan supaya peran Muhammadiyah bisa dilakukan lebih luas serta mendalam dalam melakukan pencerdasan sumber daya manusia Papua.
“Kita berharap kepada Univerista Muhammadiyah Papua akan bisa menjawab tantangan dan persoalan pendidikan serta permasalahan yang terjadi di masyarakat pada umumnya di Provinsi Papua," katanya.
Berdasarkan indeks pembangunan manusia, pada tahun 2019 provinsi Papua menempati posisi ke-34 dengan anggka 60,84. Merujuk pada data tersebut memperlihatkan bahwa, pembangunan manusia di Papua masih tertinggal dari daerah lain yang artinya masih harus terus dibenahi. Sehingga partisipasi dari berbagai elemen di Papua diharapkan mampu mendongkrak peringkat indeks pembangunan manusia di Papua.
Maka dengan hadirnya UM Papua menurut Doren merupakan elemen penting yang akan menjadi partner pemerintah dalam membangun manusia Papua. Tidak lupa ia juga menyampaikan selamat selamat atas capaian yang berhasil diraih oleh STIKOM Muhammadiyah Jayapura yang berganti menjadi Universitas Muhammadiyah Papua.
“Selama ini Muhammadiyah berkontribusi besar dalam membangun Papua ini, bersama pemerintah provinsi dan sleuruh kabupaten-kota telah melaksanakan kerjasama yang luar biasa, memberi kontribusi yang luar biasa, meinggkatkan sumber daya manusia yang luar biasa bagi anak-anak Papua ini," ujarnya.
Pada awal keberadaannya, UM Papua akan menyelenggarakan 7 program studi yaitu Ilmu Komunikasi (S1), Public Relations (D3), Ilmu Lingkungan (S1), Ilmu Komputer/Informatika (S1), Kewirausahaan (S1), Psikologi (S1) dan Hukum (S1). Sementara untuk membuka pendaftaran mahasiswa baru akan dilakukan pada tahun 2021, jika diperkenankan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV Papua dan Papua Barat.