Kembangkan Informasi Geospasial, ITS Gelar Konferensi GeoIcon Tingkat Internasional
Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menggelar Geomatics International Conference (GeoIcon) di Hotel Swiss Belinn-Manyar, Kamis 12 Juli 2018.
Pertemuan yang membahas pengembangan informasi geospasial ini, dibuka oleh Rektor ITS, Prof Dr Joni Hermana. Hadir pula Ketua Badan Informasi Geospasial (BIG) Indonesia, Hasanuddin Zainal Abidin dan CEO Magellan System Japan Inc, Nobuhiro Kishimoto.
Ketua Badan Informasi Geospasial Indonesia, Hasanuddin Zainal Abidin mengatakan informasi geospasial ini sangat penting bagi kelestarian sumber daya alam di Indonesia.
"Geospasial itu semua informasi dan berbagai jenis data mengenai kenampakan bumi. Jadi sebuah objek baik yang berada di bawah permukaan maupun di atas permukaan bumi dapat diketahui dengan mengacu pada suatu sistem koordinat," katanya.
Ia juga mengatakan, dengan informasi berupa data spasial yang cukup memadai, kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik. "Sayangnya, informasi geospasial yang selama ini tersedia di Indonesia tidak begitu detail," ujar mantan Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB ini.
Hasan juga menjelaskan, mayoritas data geospasial yang ada di Indonesia masih berada dalam skala 1 : 50.000. Data ini ia nilai kurang akurat, mengingat kebutuhan data spasial yang diperlukan sebuah instansi atau lembaga berada dalam skala 1 : 5.000.
"Dengan tuntutan akurasi tersebut, dibutuhkan banyak sumber daya manusia yang nantinya akan terlibat. Indonesia ini negara yang sangat luas, butuh banyak surveyor untuk membuat data geospasial yang terperinci," katanya.
Hasan mengklaim ketidakakuratan data yang ada dapat menimbulkan konflik sosial. "Untuk itu, BIG telah mencanangkan Kebijakan Satu Peta Nasional (One Map Policy) demi menghindari masalah yang kemungkinan dapat terjadi," ujarnya.
Untuk mendukung kebijakan itu, GeoIcon juga mengundang CEO Magellan System Japan Inc, sebuah perusahaan penyedia data spasial dari Jepang, Nobuhiro Kishimoto. Perusahaan berbasis riset ini menggunakan teknologi yang cukup canggih, sehingga mampu menyediakan data dengan akurasi tinggi.
Dengan teknologi tersebut, penyelesaian One Map Policy yang diwacanakan pemerintah Indonesia mampu diselesaikan lebih cepat lagi. "Kami memiliki satelit yang cukup sensitif juga perangkat lunak semacam GPS (global positioning system) dengan akurasi yang cukup," ujar Nobuhiro Kishimoto.
Lanjut Nobuhiro, dengan menggunakan drone dalam pengambilan gambar, membuat data yang diperoleh tampak jelas. Nobuhiro juga mengatakan, pihaknya akan dengan senang hati berbagi apabila Indonesia membutuhkan bantuan untuk data spasial ini.
Sementara itu, Kepala Departemen Teknik Geomatika ITS, Muhammad Nur Cahyadi mengatakan, GeoIcon merupakan tempat berbagi pengetahuan bagi mahasiswa Teknik Geomatika ITS.
Acara yang mengangkat tema Geospasial Technology for Mapping The Future: Human Resource Development dihadiri oleh peserta dari dalam maupun luar negeri.
"Dari dalam negeri antara lain Badan Perencanaan Pembangungan Kota (Bappeko), instansi militer dan institusi terkait. Sementara dari luar ada dari Malaysia, Thailand dan lain-lain juga hadir. Untuk tahun ini, peserta paling jauh berasal dari Rusia dan Polandia," kata Nur. (amm)