Kembali Operasikan Blok Pangkah, PGN Genjot Produksi Gas
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali percayakan Blok Pangkah ke tangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Hal ini ditandai dengan perpanjangan Kontrak Kerja Sama (KKS) untuk Wilayah Kerja Pangkah (WK Pangkah) sebagai operator dengan skema Gross Split melalui Saka Indonesia Pangkah Limited.
Melalui anak perusahaannya PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka), PGN diharapkan mampu tingkatkan produksi energi nasional.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Migas Djoko Siswanto mengatakan ditandatanganinya kontrak tersebut memberi dampak pada peningkatan jumlah produksi dan pendapatan PGN Saka.
"Kami berharap dengan komitmen yang ditandatangani pada hari ini memberi dampak sesuai dengan yang diharapkan," kata Djoko dalam keterangan tertulis.
Direktur Utama PGN Saka Nofriadi mengungkapkan akan terus berkomitmen untuk melakukan eksplorasi dan mendukung pemerintah dalam significant discovery.
Sebagai komitmen untuk meningkatkan energi nasional, PGN Saka melakukan aktivitas pengembangan dua lapangan yaitu West Pangkah dan Sidayu yang diharapkan dapat menambah angka produksi di Blok Pangkah.
"PGN Saka terus mengupayakan peningkatan cadangan dan produksi gas melalui investasi pengeboran eksplorasi dan pengembangan. Dengan penandatanganan komitmen ini kami harapkan dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan energi nasional," ungkap Nofriadi.
Sebagai informasi, Komitmen Kerja Pasti (KKP) dari Blok Pangkah itu sendiri yaitu US$ 64,05 Juta dengan bonus tandatangan senilai US$ 6 Juta. Saka juga memiliki 100% hak kelola di blok tersebut.
PGN Saka telah menjadi operator WK Pangkah pada tahun 2014, setelah berhasil mengakuisisi Hess. Hess Indonesia-Pangkah Limited yang merupakan perusahaan Amerika Serikat beroperasi di Indonesia pada tahun 1996.
WK Pangkah mulai ditemukan cadangan minyak dan gas bumi sejak November 1998 kemudian berhasil menghasilkan First Gas pada April 2007, First Oil pada Juni 2008, dan First LPG pada Maret 2009.
Di mana PGN Saka juga telah berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi pada WK Pangkah di sumur eksplorasi Sidayu 3 pada Juli 2015, Sidayu 4 pada September 2016 dan Tambakboyo pada Agustus 2018.
Sebelumnya, kontrak dengan skema bagi hasil blok tersebut habis pada 2026. Untuk dua proyek itu, Saka menggelontorkan dana US$ 200 juta. Proyek tersebut bakal memberi kontribusi pada pemerintah sebesar Rp 1,2 triliun.
Saka Energi optimistis kinerja di Blok Pangkah akan semakin bagus karena ada efisiensi biaya eksplorasi yang telah dikeluarkan selama ini.
Sebagai subholding gas, PGN mengelola sebelas aset di Indonesia dan satu blok shale gas di Amerika Serikat. Lima di antaranya sepenuhnya dioperasikan penuh oleh PGN Saka. Selain Blok Pangkah, blok lainnya adalah South Sesulu PSC, Blok West Yamdena, Blok Wokam II PSC dan Blok Pekawai.
PGN Saka resmi menjadi operator setelah kontrak tersebut ditandatangani Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan PGN Saka dengan disaksikan Plt. Dirjen Migas Djoko Siswanto di Kantor Kementerian ESDM Jakarta.