Kematian Tak Bisa Dihindarkan, Kisah Hikmah dari Kitab An-Nawadir
Wahab bin Munabbih bercerita: Maka, ia akan melihat suatu keajaiban. Ibrahim pun mencari bekal, dan melakukan perjalanan itu entah ke mana. Hingga, ia sampai di sebuah pantai. Di sana, ia bertemu seorang pemuda berkulit hitam sedang menggembala kambing.
“Wahai Kisanak, apakah engkau mempunyai air atau susu?" tanya Ibrahim.
“Ya, aku punya dua-duanya. Terserah engkau, aku akan memberikan itu kepadamu," jawab si pemuda.
“Berikan aku satu teguk air!" pinta Ibrahim.
Lantas, orang itu membawa tongkat, pergi dari hadapan Ibrahim menuju sebuah batu, dan berkata, “Aku menyengaja kepadamu, wahai batu, dengan kebenaran kekasih ar-Rahman, kecuali engkau mengeluarkan air untukku.”
Si pemuda itu memukul batu tersebut dengan tongkatnya. Lalu, keluarlah air dari batu itu dengan kuasa Allah Swt. Ia membawakan air itu kepada Ibrahim. Dengan penuh keheranan, Ibrahim memandang si pemuda itu.
“Apakah engkau terkejut dengan peristiwa ini?” tanya si pemuda.
“Bagaimana mungkin aku tidak terkejut. Aku belum pernah
melihat sebelumnya,” tegas Ibrahim.
“Aku akan memberi tahu engkau sesuatu yang lebih mengagumkan daripada ini. Telah sampai kabar kepadaku bahwa Allah Swt. mengambil seorang kekasih di antara para nabi. Dan, sesungguhnya aku tidak meminta sesuatu pun kepada Allah Swt. dengan kebenaran nabi tersebut, kecuali Dia mengabulkannya,” jelas si hamba. “Wahai pemuda, akulah kekasih itu!” terang Ibrahim.
Para Kekasih
Setengah tidak percaya, si pemuda berkata, “Engkau kekasih itu?”
“Benar!” jawab Ibrahim.
Pemuda tersebut menarik napas panjang dan meninggal di tempat itu juga. Lalu, sebuah tongkat dari cahaya turun dari langit. Tongkat itu mengambil pemuda tersebut. Akan tetapi, tidak diketahui apakah langit mengangkatnya atau bumi yang menelannya.
Selanjutnya, Ibrahim berjalan sampai naik di sebuah gunung. Di sana, ia melihat sebuah rumah yang mempunyai dua daun pintu. Ia memasuki rumah tersebut. Di dalam rumah, terdapat pemandangan yang mengejutkan, Ibrahim melihat mayat di ranjang dengan tujuh puluh pakaian. Di kepala mayat itu terdapat sabuk yang bertuliskan, “Aku adalah Syiddad bin Ad, hidup selama seribu tahun dan mengalahkan seribu pasukan. Aku menikahi seribu perawan. Aku mempunyai seribu anak laki-laki. Aku juga membangun sebuah bangunan yang memiliki seribu tiang. Ketika ajalku akan datang, aku berusaha dengan semua kemampuanku dengan mengumpulkan semua tabib kerajaan. Akan tetapi, mereka tidak mampu menahan kematianku. Maka, barang siapa melihatku, hendaknya ia tidak tertipu dengan dunia. Rendahkanlah dunia atas kalian, wahai manusia. Sebab, kalian tidak mempunyai sesuatu yang banyak dari yang aku punya, dan kalian tidak akan hidup lebih lama daripadaku. Kalian tidak akan mampu mengumpulkan harta melebihi yang aku kumpulkan. Kalian tidak akan diberikan anak, seperti aku diberikan anak. Ingatlah! Dunia hanyalah tipuan, amat membunuh, dan permainan bagi penghuninya.”
Setelah membaca itu, Ibrahim keluar dari tempat tersebut. Maka, Allah Swt. memberikan wahyu kepadanya, “Bagaimana pendapatmu?”
“Wahai Tuhanku, aku melihat banyak hal yang menakjubkan,” kata Ibrahim.
“Kembalilah, wahai Ibrahim. Sebab, keajaiban-keajaiban-Ku sangat banyak. Engkau tidak akan kuasa melihat semuanya!”
Selesai
Semoga kita dapat mengambil hikmahNya. Amin.
Advertisement