Kematian Pegawai Bank Jatim Sidoarjo Diduga Tak Wajar
Kematian Suhartoyo, 57 tahun, pegawai Bank Jatim, Gedangan, Sidoarjo di Lamongan diduga tak wajar. Tapi mengapa pihak keluarga menerima dan tidak menuntut siapa pun?
Mengacu kronologis awal, sesuai keterangan Angga, teman korban, kepada keluarga korban, bahwa Suhartoyo mengatakan hendak menagih hutang di kawasan Perumahan Gresik Kota Baru (GKB Gresik), Selasa 5 April 2022.
Anehnya, korban yang bekerja di Bank Jatim di Sidoarjo ini berada di Lamongan. Korban ditemukan tewas dalam mobil Pajero dengan nomor polisi S 1697 LA di halaman parkir RSUD dr Soegiri Lamongan.
Mengapa korban juga memilih ke Lamongan dan parkir di halaman rumah sakit? Sedang mayatnya ditemukan di jok tengah dan mobil dalam posisi terkunci rapat serta mesin mati.
Kalau pun itu terjadi, mungkinkah korban sengaja bunuh diri? Sepertinya tidak. Karena hal itu akan menimbulkan gerakan spontanitas yang diakibatkan rasa sakit.
Kejanggalan lain, terkait mayat korban ditemukan di jok tengah mobil. Bisa jadi korban datang tidak sendiri? Melainkan dengan seorang lagi sebagai sopir, karena bisa jadi korban tewas lebih dulu. Mengingat, hasil pemeriksaan dokter juga menyebutkan bahwa usia kematian mayat saat ditemukan melebihi 24 jam.
Belum lagi ada cerita lain yang barangkali bisa dijadikan petunjuk bahwa kematian Suhartoyo diduga tak wajar. Yakni, isi tulisan terakhir di WhatsApp korban. Sempat menyebutkan soal utang piutang yang nilainya tidak kecil.
Kasus yang sempat menghebohkan kawasan RSUD Soegiri Lamongan Rabu 6 April 2022 malam itu kini sedang dalam penanganan Polsek Lamongan Kota di-back up unit 3 Satreskrim PolresLamongan.
Kepala Unit 3 Satreskrim Polres Lamongan, Ipda Yusuf membenarkan kasusnya sedang dalam. Dalam menangani kasus ini polisi berjanji akan profesional. Bertindak atas dasar hasil visum medis dan pemeriksaan fisik korban.
Berdasarkan rentetan kronologis, semua orang bisa berpendapat, tapi tidak tahu yang sebenarnya. Sebab butuh saksi dan bukti.
"Korban tujuan Gresik, tetapi sampai ke Lamongan juga tidak ada yang tahu. Bisa jadi terbawa rasa suntuk soal utang piutang, akhirnya ke Lamongan. Bahkan memilih rumah sakit, bisa jadi juga sudah merasa kalau akan mati atau takut mati," katanya, Kamis 7 April 2022.
Soal posisi mayat saat ditemukan ada di jok tengah. Mungkin korban sudah terlalu capai, sehingga memilih tempat lebih luas dan tanpa halangan. Kalaupun mesin mobil mati dan semua kaca terkunci, bisa juga lupa karena sudah terlalu capai tadi.
Kuncinya, lanjut Ipda Yusuf didampingi Kasi Humas Polres Lamongan Ipda Anyon, ada pada CCTV milik rumah sakit. Apa benar korban datang sendiri atau orang lain?
"Ternyata setelah dilihat isi CCTV korban memang datang sendiri. Paling jelas saat ambil tiket parkir. Ketika dicocokan dengan wajah korban sama, "paparnya.
Namun demikian, masih menurut Yusuf, polisi tetap menunggu keluarga korban. Jika suatu saat ingin kasusnya diungkap, tentu akan dilakukan tindakan.
"Kita tunggu saja,"tandasnya.
Advertisement