Kematian Jamal Khasoggi, Luka Kebebasan Berekspresi Dunia
Jurnalis Jamal Khashoggi telah dinyatakan tewas saat mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul. Hal itu diakui resmi Arab Saudi, hingga memicu sikap skeptis dari sejumlah negara.
Khashogi telah tewas setelah terlibat pertikaian dengan orang-orang yang ditemuinya di gedung konsulat pada 2 Oktober 2018. Demikian pernyataan resmi dari Riyadh.
Kerajaan Saudi juga mengumumkan telah menahan 18 orang yang diduga terkait dalam kasus tewasnya jurnalis tersebut dan memecat dua pejabatnya, termasuk petinggi intelijen Ahmad al-Assiri. Namun laporan tersebut tidak menjelaskan lebih rinci, termasuk tentang keberadaan jenazah Khashoggi yang masih menjadi misteri.
Berikut ngopibareng.id menghadirkan tanggapan sejumlah negara terkait pernyataan yang telah dikeluarkan Pemerintah Saudi:
1. Perancis
Menurut Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian, pernyataan Saudi justru meninggalkan lebih banyak pertanyaan dibandingkan jawaban. Pihaknya menyerukan dilakukannya penyelidikan yang mendalam atas kasus kematian Khashoggi.
"Banyak pertanyaan yang tetap tidak terjawab. Dibutuhkan penyelidikan mendalam untuk menetapkan siapa yang bertanggung jawab dan memastikan mereka yang bersalah atas kematian Jamal Khashoggi mempertanggungjawabkan perbuatan mereka," katanya.
"Banyak pertanyaan yang tetap tidak terjawab. Dibutuhkan penyelidikan mendalam untuk menetapkan siapa yang bertanggung jawab dan memastikan mereka yang bersalah atas kematian Jamal Khashoggi mempertanggungjawabkan perbuatan mereka".
2. Inggris
Sebagai salah satu sekutu dekat Arab Saudi, Inggris telah terpaksa mengambil sikap tegas dan tidak setuju dengan cara kerajaan itu mengatasi kasus Jamal Khashoggi. Kantor luar negeri Inggris menyebut kasus pembunuhan terhadap Khashoggi sebagai tindakan yang sangat buruk dan tengah mempertimbangkan langkah lanjutan, menyusul pengumuman Saudi.
"Kami menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga Jamal Khashoggi setelah konfirmasi atas kematiannya."
"Kami mempertimbangkan laporan Saudi dan langkah kami selanjutnya. Seperti yang dikatakan sekretaris luar negeri, ini adalah tindakan yang mengerikan dan pelakunya harus bertanggung jawab," kata kantor luar negeri Inggris dalam sebuah pernyataan.
3. Jerman
Kanselir Jerman Angela Merkel turut mengkritik pernyataan Arab Saudi yang dianggap masih jauh dari kejelasan dan mendesak transparansi dari kerajaan itu terkait kasus Khashoggi. "Peristiwa mengerikan di Arab Saudi masih belum jelas dan kami menuntut adanya kejelasan dalam kasus ini. Mereka yang bertanggung jawab harus menjawab atas tindakan mereka." ujar Merkel.
Menteri Luar Negeri Heiko Maas juga menyarankan agar Jerman sementara membekukan izin ekspor senjata ke Arab Saudi hingga ada kejelasan atas kasus ini.
4. Turki, Investigasi
Terkait hal itu, Turki berjanji untuk mengungkap secara rinci penyebab kematian jurnalis Jamal Khashoggi, usai pemerintah Arab Saudi mengakui pria tersebut tewas di gedung konsulat di Turki.
"Turki akan mengungkap apa pun yang terjadi. Tidak ada perlu meragukan itu," kata Omer Celik, juru bicara partai yang berkuasa, seperti diwartakan AFP, Sabtu 20 Oktober 2018.
Celik menyebut, pengungkapan misteri kematian Khashoggi merupakan "utang kehormatan" Turki.
"Kami tidak menuding siapa pun sebelumnya, namun kami tidak menerima apa pun yang ditutup-tutupi," imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku tidak puas dengan penjelasan pemerintah Saudi terkait kematian sang jurnalis.
Seperti diketahui, Saudi mengakui Khashoggi telah tewas di gedung konsulat akibat terlibat perkelahian. Pihak berwenang Saudi juga belum menyodorkan bukti untuk mendukung klaim itu. Namun, petinggi Turki menyebut kontributor Washington Post itu sengaja dibunuh dan tubuhnya dimutilasi. Awal pekan ini, pejabat Turki yang tidak disebutkan namanya mengatakan tentang kepemilikan bukti audio dan visual untuk mendukung temuan tersebut.
Otoritas Saudi telah menangkap 18 orang terkait kasus ini dan memecat dua pejabat senior, yaitu Wakil Kepala Intelijen Ahmad al-Assiri dan pembantu senior Putra Mahkota, Saud al-Qahtani.
Sementara, pejabat anonim menyatakan, jasad Khashoggi diserahkan kepada "kolaborator setempat" untuk dibuang. Jamal Khashoggi merupakan seorang pengkritik kepemimpinan kerajaan dan menjadi kontributor Washington Post. Dia terlihat terakhir kali pada 2 Oktober 2018 saat memasuki konsulat Saudi di Istanbul. (adi/afp/bbc)