Kemarin,Saudi Modifikasi Adzan dan Perang Corona China vs Amerika
Beragam peristiwa mewarnai pemberitaan Ngopibareng.id sepanjang Rabu, 18 Maret 2020. Dua di antaranya Arab Saudi menghentikan seluruh kegiatan di masjid termasuk salat Jumat serta Amerika dan China saling tuduh penyebab pertama penyebar virus Corona.
Saudi Hentikan Ibadah Berjamaah di Masjid
Kerajaan Arab Saudi resmi menghentikan sementara seluruh kegiatan ibadah salat berjamaah di seluruh masjid yang ada di negara itu. Salat berjamaah dihentikan kecuali di Masjidil Haram Mekah dan Masjid Nabawi Madinah.
Penghentian sementara dilakukan menyusul terus menyebarnya virus Corona di negara timur tengah itu.
Mengutip beberapa sumber, Dewan Ulama Senior Saudi menyatakan bahwa peniadaan salat berjamaah di seluruh masjid ini berlaku untuk salat lima waktu termasuk juga untuk salat Jumat.
Meski seluruh masjid ditutup, namun adzan masih akan dikumandangkan di seluruh masjid dengan melakukan modifikasi ajakan salat tersebut. Jika adzan ada kalimat "Marilah salat" maka kalimat ini diganti dengan "Salatlah di rumah" atau "Salatlah di mana kamu berada (tidak perlu ke masjid)".
"Pintu-pintu masjid akan ditutup sementara, tapi masjid-masjid masih diizinkan mengumandangkan panggilan untuk salat," tulis Saudi Press Agency.
Dengan keputusan ini, kerajaan berharap seluruh masyarakat Saudi bisa menjalankan ibadah di rumah masing-masing dan sebisa mungkin menghindari kerumuman masyarakat.
Tidak disebutkan sampai kapan pembatasan ini dilakukan, namun pengumuman ini dimungkinkan memicu protes dari kalangan garis keras di Saudi.
Di Saudi sendiri hingga kini tercatat telah ada 171 kasus corona. Selain masjid, seluruh mall, restoran serta bioskop juga ditutup. Penerbangan internasional serta ibadah umroh juga ditiadakan untuk tahun ini.
Perang Corona China vs Amerika
Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Bukan karena perang dagang, melainkan pernyataan soal sumber wabah virus corona atau Covid-19.
Presiden AS Donald Trump misalnya, menyebut pandemi ini sebagai "virus China". Ini diutarakan Donald Trump melalui akun Twitternya @realDonaldTrump.
"AS akan sangat mendukung industri-industri seperti maskapai penerbangan dan lainnya, yang secara khusus dipengaruhi Virus China," tulisnya melalui akun Twitter, Senin 15 Maret 2020 malam.
Donald Trump memang kerap melontarkan ucapan yang kontroversial, dan seringkali ucapannya mendapatkan kritik tajam. Namun banyak juga yang menjadi pendukung garis keras suami Melania Trump itu dan membelanya.
Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Donald Trump mengaku menuliskan cuitan itu karena tidak terima China menyalahkan militer Amerika sebagai penyebab wabah.
"Saya tidak menyukai ucapan China bahwa militer kami yang menyebarkannya. Militer kami tak pernah menyebarkannya pada siapa pun," tegas Donald Trump.
Presiden 73 tahun itu mengatakan, China sudah memberikan keterangan yang salah bahwa militer Amerika telah menyebarkan virus corona di Wuhan.
"Dari pada harus berargumen, lebih baik saya mengatakan asal wabah itu dari mana, yaitu China. Saya kira ini sudah akurat," dalih Donald Trump.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menyatakan bahwa virus bernama resmi SARS-Cov-2 dibawa oleh Amerika. Dalam kicauannya baik dalam bahasa Inggris dan Mandarin di Twitter, Zhao mengunggah video Direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Robert Redfield.
Kicauan itu terjadi sehari setelah Zhao menuturkan bahwa 'pasien nol' kemungkinan bukan berasal dari Wuhan, seperti pertama terdeteksi pada Desember 2019.
Zhao menyebut Redfield mengaku warga yang meninggal akibat flu ternyata dites positif virus corona, setelah dilakukan diagnosa posthumous.
"CDC tertangkap basah. Kapan pasien nol mulai terjadi Amerika? Bagaimana orang-orang itu terlibat? Apa nama rumah sakitnya?" tuduh Zhao.
"Mungkin saja militer Amerika yang membawa wabah ini ke Wuhan. Ayolah transparan! Beberkan data kalian ke publik! AS berutang penjelasan!" tantangnya.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah mewanti-wanti agar tidak ada negara atau kelompok yang menautkan wabah itu dengan area atau kelompok tertentu demi menghindari stigmatisasi.
Virus corona pertama kali menyebar di Wuhan, provinsi Hubei, China tengah. Kelelawar dianggap sumber pertama penyakit ini.
Sementara berdasarkan Wordlometer, kasus corona global mencapai 182.609. Total kematian 7.171 dan yang sembuh 79.883. Corona terbanyak di China dengan 80.881 kasus. AS sendiri memiliki 4.712 kasus corona.