Kemarin,Penari Telanjang Ditangkap hingga Dokter Corona Meninggal
Beragam peristiwa tersaji dalam pemberitaan ngopibareng.id, sepanjang Jumat, 7 Februari 2020. Dua di antaranya adalah penggerebekan penari telanjang serta meninggalnya dokter penemu virus Corona.
Penari Telanjang Ditangkap
Anggota Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, menangkap dua penari telanjang (striptis) yang bekerja di Metzo Executive Club & Karaoke Lombok, kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.
Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto didampingi Kasubdit IV PPA Ditreskrimum AKBP Ni Made Pujawati dalam konferensi persnya di Mataram, Jumat, dua penari telanjang yang ditangkap berinisial YM, 35 tahun dan SM 23 tahun.
"Jadi dua pelaku ini tertangkap tangan melakukan tarian telanjang atau striptis. Mereka adalah 'partner song' yang melayani konsumennya dalam paket khusus berupa tarian striptis," kata Artanto seperti dikutip dari Antara, Jumat 7 Februari 2020.
Selain kedua penari telanjang ini, polisi juga menangkap seorang pria yang diduga berperan sebagai mucikari. Pria yang dipanggil "papi" tersebut berinisial DA, 43 tahun.
Untuk menikmati tarian stirptis ini, konsumen lebih dulu harus mengirimkan uang Rp2,5 juta melalui transfer rekening Bank BCA milik DA. Setelah uang diterima, konsumen sudah mendapatkan kamar khusus dengan fasilitas dan pelayanan berkelas.
"Jadi dari paket khusus ini, kedua pelaku (YM dan SM), harus melayani selama tiga jam. Untuk paket plus-nya, ada biaya tambahan Rp3 juta per 'partner song'," kata Pujawati menambahkan.
Lebih lanjut, pihak kepolisian kini telah memproses kasus ketiga pelaku. Dari hasil pemeriksaan, polisi telah menetapkan ketiganya sebagai tersangka dengan sangkaan pidana pelanggaran pornografi.
"Untuk kedua perempuan, kita terapkan sangkaan Pasal 34 Juncto Pasal 36 Undang-Undang RI Nomor 44/2008 tentang Pornografi," ujarnya.
Dokter Corona Meninggal
Dokter China yang pertama kali menjadi pengungkap dan ditegur karena dianggap "menyebarkan rumor" soal virus corona sebelum resmi diakui, meninggal setelah terbukti positif mengidap virus tersebut, menurut pihak rumah sakit tempat ia bekerja.
Mengutip Antara, Li Wenliang, dokter mata di rumah sakit Wuhan, kota episentrum wabah virus corona, merupakan satu dari delapan orang yang ditegur oleh Kepolisian Wuhan bulan lalu lantaran menyebarkan informasi "ilegal dan keliru" soal virus corona.
Rumah sakit tempatnya bekerja menyebutkan melalui pernyataan di akun Weibo miliknya bahwa Li meninggal pukul 2:58 waktu setempat pada Jumat.
Dokter berusia 34 tahun itu mengatakan kepada grup obrolan para dokter di media sosial China dan aplikasi WeChat bahwa tujuh kasus Infeksi Saluran Pernapasan Berat (SARS) terkonfirmasi terkait dengan pasar makanan laut di Wuhan, yang diyakini menjadi sumber virus.
Ia lantas mengunggah foto hasil tes, yang membenarkan virus corona "mirip SARS" pada sampel pasien, menurut tangkapan layar percakapan WeChat yang dilihat dan diverifikasi oleh Reuters.
Li menyebutkan di situs microblogging Weibo China pada 1 Februari bahwa ia positif mengidap virus corona.
Reuters belum dapat menghubungi keluarga Li untuk berkomentar.
Surat Biro Kepolisian Wuhan yang dilayangkan untuk Li pada 3 Januari mengungkapkan bahwa Li "sangat mengganggu tatanan sosial" dengan pesan WeChat miliknya.
Ia diminta meneken surat tersebut sebagai janji untuk menghentikan aksi ilegalnya segera, dan jika dirinya menolak untuk melakukan itu maka ia dapat menghadapi tuntutan kriminal.
China sejauh ini melaporkan lebih dari 500 kematian dan 26.000 kasus virus corona. China berulang kali berjanji pihaknya akan terbuka dan transparan dalam menangani virus corona.