Kemarin, Transisi Malang Diperpanjang dan New Normal Lirboyo
Berita kemarin. Masa transisi Malang raya diperpanjang dan pesantren Lirboyo jadi percontohan pesantren New Mormal.
Masa Transisi Malang Raya Doperpanjang
Masa transisi Malang Raya menuju new normal secara resmi diperpanjang. Perpanjangan tersebut mulai terhitung besok, Minggu 7 Juni 2020 sampai 14 Juni 2020.
Keputusan perpanjangan masa transisi tersebut diambil ketika tiga kepala daerah di Malang Raya bersama dengan Gubernur Jawa Timur melakukan rapat evaluasi melalui teleconference, Jumat 5 Juni 2020 malam.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, perpanjangan masa transisi tersebut diambil sesuai dengan pedoman Worl Health Organization atau WHO terkait masa transisi menuju new normal.
"WHO menyatakan untuk memasuki new normal dipersyaratkan angka rate of transmition harus di bawah 1. Sementara untuk Malang Raya ini, Rate of transmition masih di angka 1,23. Ini karena masih muncul kasus baru konfirm positif, meskipun juga diikuti dengan adanya penambahan yang sembuh," tuturnya pada Jumat 5 Juni 2020.
Salah satu kasus yang menjadi perhatian Khofifah terkait rate of transmition tersebut yaitu adanya klaster Desa Giripurno di Kota Batu.
Klaster Desa Giripurno sendiri menyumbang kasus Covid-19 terbanyak di Kota Batu. Dari total jumlah pasien Covid-19 di kota tersebut sebanyak 37 orang. Desa Giripurno memiliki sebanyak 23 pasien Covid-19, di mana dua diantaranya meninggal dunia.
Lirboyo Jadi Percontohan Pesantren New Normal
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan kerja di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Sabtu 6 Juni 2020. Kedatangan orang nomor satu di Jawa Timur ini datang tak sendiri. Dia didampingi Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Mohammad Fadil Rahman serta Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansah.
Begitu tiba di gedung Yayasan Ponpes Lirboyo yang dialih fungsikan menjadi posko pondok tangguh Lirboyo, rombongan disambut para pengasuh Ponpes Lirboyo yakni KH Abdulloh Kafabihi Mahrus dan KH Anwar Mansyur.
Awak media diberi kesempatan untuk mengabadikan kunjungan tersebut selama beberapa menit saja. Setelah itu, gubernur dan pengaduh ponpes menggelar pertemuan tertutup. Sesuai Protokol kesehatan, tempat duduk diatur berjarak. Pertemuan tertutup ini berlangsung kurang lebih 45 menit.
Setelah pertemuan tersebut usai, gubernur dalam keterangan persnya menjelaskan tujuan kedatangannya sowan ke masyayikh sekaligus melihat kesiapan ponpes Lirboyo jelang kedatangan santri, mengingat proses belajar mengajar akan segera digelar pada 7 Juli mendatang.
"Ponpes Lirboyo diharapkan menjadi ponpes tangguh, terutama dalam hal pelaksanaan pencegahan penyebaran Covid-19 .Dengan begitu Ponpes Lirboyo bisa menjadi ponpes sehat. Kami mohon protap pesantren tangguh dalam menghadapi Covid-19 betul-betul dipatuhi," ujar Khofifah.
Protap kesehatan yang diterapkan dalam pencegahan Covid-19 di ponpes antara lain santri diwajibkan untuk memakai masker, fasilitas cuci tangan air dengan mengalir atau hand sanitizer, jaga jarak (physical distancing) serta memiliki tanaman obat di lingkungan ponpes.
"Kita harapkan tempat cuci tangan diperbanyak, kemudian ada tanaman obat. Format pesantren tangguh ini bisa menjadi contoh bagi ponpes lain di Jawa Timur maupun seluruh Indonesia," kata Khofifah.
Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) juga memberikan bantuan berupa peralatan penanggulangan Covid-19, yakni masker, alat pelindung diri (APD) atau baju hazmat, bak plastik cuci tangan, dan sumbangan lainnya.