Kemarin, SMA SMK di Jatim Segera Dibuka
Berita pandemi Corona kemarin, Minggu 9 Agustus 2020. SMA dan SMK di Jatim segera dibuka dan Madin di Pasuruan boleh buka.
SMA di Jatim Segera Dibuka
Pemerintah Provinsi Jawa Timur ancang-ancang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka bagi SMA/SMK/SLB. Pembelajaran tatap muka ini akan dilakukan uji coba secara bertahap mulai 18 Agustus 2020.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melalui surat edaran yang dikirim ke sekolah-sekolah SMA/SMK/SLB pada Minggu, 9 Agustus 2020 nomor 420/11 350/101.1/2020 ini didasari adanya keinginan dan antusiasme tinggi dari siswa dan orang tua siswa.
"Uji Coba pembelajaran tatap muka ini dilakukan secara terbatas dan hati-hati dengan menjadikan prinsip utama keselamatan jiwa dan raga seluruh warga sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Khofifah.
Lanjut Khofifah, uji coba pembelajaran tatap muka terbatas ini dilakukan melalui perpaduan dengan pembelajaran dari rumah, dalam jaringan/online dan luar jaringan/offline sehingga siswa akan secara bergantian hadir di sekolah.
Madin Boleh Buka
Pemerintah Kabupaten Pasuruan terus mengevaluasi setiap proses pembelajaran di Madin (Madrasah Diniyah) dan TPQ (Taman Pendidikan Al Qur’an) yang sudah dilakukan dengan bertatap muka.
Wakil Bupati Pasuruan, KH Abdul Mujib Imron mengatakan TPQ dan Madin di Kabupaten Pasuruan sudah mulai boleh melaksanakan pembelajaran dengan metode tatap muka sejak akhir Juni lalu. Khususnya di 21 kecamatan, minus Kecamatan Bangil, Gempol dan Beji yang jumlah kasus Covid-19 masih tinggi.
Hanya saja, meski proses pembelajarannya sudah dibuka, akan tetapi protokol kesehatan harus selalu ditegakkan dengan ketat. "Kita lakukan uji coba sejak akhir juni lalu. TPQ dan Madin disilakan untuk membuka kegiatan dengan sistem tatap muka. Tapi protokol kesehatan harus ditegakkan," katanya.
Protokol kesehatan yang dimaksud yakni kebiasaan baru yang harus dilaksanakan selama belajar di TPQ dan Madin. Seperti santri harus sudah berwudhu dari rumah, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, meningkatkan imunitas, menjaga jarak aman dengan teman lainnya dan aturan lainnya.
Kata Gus Mujib-sapaan akrab Wakil Bupati Pasuruan, selain para murid, TPQ dan Madin juga harus menyediakan tempat cuci tangan, memberikan titik physical distanding, serta harus bisa mengatur tempat dan durasi pembelajaran antara murid satu dengan yang lainnya.
"Bagi ruangan yang tidak cukup, bisa dibuatshift. Kalau pembelajarannya dua jam, bisa disingkat menjadi 1 jam, sehingga tidak ada kerumunan," katanya.
Advertisement