Kemarin, Renovasi Tambaksari dan 328 Meninggal Karena Corona
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tetap mengejar target dalam memenuhi kelengkapan fasilitas, sarana, dan prasarana di Gelora 10 November, Tambaksari, Surabaya. Homebase Persebaya, tim kebanggaan arek-arek Suroboyo itu tengah direnovasi untuk gelaran Piala Dunia U-20 yang digelar pada tahun 2021.
Kabid Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya (DPRKPCKTR) Iman Krestian mengatakan, pihaknya tetap mengebut pengerjaan Gelora 10 November di tengah pandemi corona atau Covid-19.
Menurutnya, saat ini di Gelora 10 November sudah mulai pengerjaan penyempurnaan interior dan eksterior. Serta yang paling penting adalah pengerjaan penanaman dan perawatan rumput baru, sesuai dengan standar FIFA.
"Gelora 10 November sudah mulai pengerjaan penanaman rumput," kata Iman kepada Ngopibareng.id, Selasa 16 Juni 2020.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat jumlah pasien confirm covid-19 yang meninggal mencapai 328 orang, hingga Senin, 15 Juni 2020. Dari jumlah tersebut, sebanyak 300 orang meninggal disertai penyakit bawaan, dan sisanya murni karena covid-19
“Penyakit penyerta yang tertinggi itu diabetes mellitus (DM), komplikasi DM dan hipertensi, serta penyakit jantung,” kata Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita, melalui rilisan persnya, Selasa, 16 April 2020.
Dia mengatakan, untuk DM tanpa komplikasi terdapat 57 kasus, sedangkan DM dengan komplikasi ada 62 kasus. Mereka rata-rata telah memasuki usia lanjut. Sedangkan persentase pasien confirm covid-19 yang meninggal, yakni berjenis kelamin laki-laki 52,13 persen dan perempuan 55 sampai 64 persen.
“Jadi mereka harus berhati-hati, DM nya harus terkontrol, hipertensinya harus terkontrol. Kalau bisa mereka isolasi di rumah sendiri tidak keluar kalau tidak penting, apalagi yang usianya sudah lansia,” kata perempuan yang kerap disapa Feny itu.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr Soewandhie Surabaya, dokter Mulyadi pun mengamini hal tersebut. Menurut dia komorbid yang tertinggi didominasi penyakit T2DM type 2 diabetes mellitus (T2DM), kemudian hipertensi dan jantung.
“Jadi orang covid-19 banyak meninggalnya karena pneumonia ARDS (acute respiratory distress syndrome). Nah, peningkatan jumlah pneumonia itu berbarengan dengan jumlah komorbid diabetes,” kata dr. Mulyadi.
Data kumulatif hingga 9 Juni 2020 di RSUD dr Soewandhie Surabaya sendiri, kata Mulyadi, ada sekitar 23 persen pasien covid-19 yang juga memiliki gangguan T2DM, kemudian, 17 persen dengan hipertensi, dan 8 persen penyakit jantung.