Kemarin, Ramalan Jakarta Tenggelam dan Banjir Rob Ancam Surabaya
Beragam informasi cuaca menghiasi pemberitaan ngopibareng.id sepanjang Selasa, 7 Januari 2020. Dua di antaranya ramalan Jakarta yang akan tenggelam akibat penurunan tanah hingga ancaman banjir rob di Surabaya.
Jakarta Tenggelam
Hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya di malam pergantian tahun 2020 menyebabkan 130 titik Jakarta dan sekitarnya terendam banjir.
Ada sebanyak 724 wilayah mengalami pemadaman listrik, 9 orang meninggal dunia dan lebih dari 19.000 warga diungsikan.
Ramalan Jakarta akan tenggelam di masa depan viral. Ada yang menyebut Jakarta mulai tenggelam di 2020, ada yang meramalkan tenggelamnya Ibu Kota di 2030, dan ada pula yang mengatakan di 2050.
Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Hari Suprayogi mejelaskan, permukaan tanah Jakarta setiap tahunnya turun 2 cm sampai dengan 20 cm. Sementara rata-rata penurunannya mencapai 7,5 cm setiap tahunnya.
Atas perhitungan tersebut diperkirakan pada 2020 sekitar 90% wilayah Jakarta bisa terendam banjir.
"Itu karena rob atau banjir dari air laut karena penurunan permukaan tanah. Pada 1990, 12% dari Jakarta itu menderita banjir. Kita ramalkan 2020 90% akan tenggelam apabila tidak ada penanganan," tutur Hari Suprayogi, pada 15 Agustus 2017 silam.
Ancaman Banjir Rob
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Tanjung Perak Surabaya merilis peringatan fenomena air pasang maksimum (banjir rob) yang akan terjadi pada 9 hingga 11 Januari 2020.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Perak Surabaya, Taufiq Hermawan mengatakan fenomena pasang maksimum air laut ini bisa mencapai 130 cm hingga 150 cm.
"Fenomena air laut pasang maksimum ini terjadi di wilayah pesisir antara lain daerah pelabuhan Surabaya, pesisir Surabaya Timur, pesisir Sidoarjo dan Pasuruan. Terjadi pada pukul 22.00 WIB hingga 24.00 WIB," katanya.
Fenomena pasang maksimum ini, lanjut Taifiq, dapat berakibat munculnya genangan air laut yang dapat menganggu aktivitas transportasi di sekitar pelabuhan, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
"Karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan siaga mengantisipasi dampak pasang air laut maksimum dan selalu mengikuti update informasi dari BMKG," katanya.
Advertisement