Kemarin, Polemik Puteri Indonesia dan Polisi Terjatuh ke Jurang
Polemik hubungan antar Puteri Indonesia dan insiden seorang polisi berpangkat AKBP tewas jatuh ke jurang mewarnai serangkaian peristiwa yang tersaji di ngopibareng.id, Minggu 15 Desember 2019, kemarin.
Polemik Hubungan Puteri Indonesia
Hubungan sesama rekan Puteri Indonesia 2019 dikabarkan renggang. Puteri Indonesia Lingkungan 2019, Jolene Marie Cholock Rotinsulu membongkar aib Puteri Indonesia 2019, Frederika Alexis Cull.
Hal itu diketahui lewat foto percakapan pribadi Jolene Marie dengan salah satu akun fansbase Frederika Alexis Cull.
Seperti diketahui, gadis 19 tahun itu baru saja pulang dari Amerika usai membanggakan nama Indonesia di Miss Universe 2019. Ia berhasil masuk 10 besar di ajang kecantikan yang digelar di Atlanta, Amerika Serikat, pada Minggu 8 Desember 2019.
Sementara itu, mengutip percakapan Jolene Marie, ia meluapkan rasa kesalnya karena merasa diusik oleh fans Frederika Alexis Cull.
Jolene Marie mengaku diperlakukan tak sopan oleh Frederika Alexis Cull saat menjalani pelatihan Puteri Indonesia 2019.
Polisi Tewas Terjatuh ke Jurang
Seorang polisi AKBP Andi Nurwandi meninggal dunia karena tergelincir dari tebing di Gunung Parang, Desa Sukamulya, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Peristiwa nahas ini terjadi pada Sabtu, 14 Desember 2019 sore. Saat korban mendaki bersama adik dan anaknya, ia terjatuh dari ketinggian 50 meter. Penyebabnya, tali sling atau tali yang ia gunakan untuk memanjat terputus.
Kasat Reskrim Polres Purwakarta AKP Handreas Adrian mengatakan, sebelum melakukan pendakian, korban bersama anaknya Rizqan, 18 tahun, dan adik korban bernama Aminullah Finaldi, 37 tahun, mendapat briefing mengenai tata cara prosedur pemanjatan sekitar pukul 13.00 WIB. Setelah itu, korban memulai pendakian di jalur yang ditempuh 300 meter.
Namun, karena cuaca di sekitar Gunung Parang turun hujan, alumnus Akpol 1996 itu beristirahat bersama anak dan adiknya sebelum turun tebing. Diduga korban tergelincir karena melakukan penurunan dengan teknik seperti rappelling.
"Setelah hujan reda, korban turun pendakian dengan meniti anak tangga atau teknik via ferrata, namun di luar jalur dengan posisi mirip teknik rappelling. Kemudian korban dari ketinggian 50 meter tergelincir jatuh di teras tebing setinggi 20 meter," jelas AKP Handreas Adrian, Minggu 15 Desember 2019.
Perwira menengah yang berdinas di Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri ini kemudian dievakuasi menggunakan ambulans Desa Sukamulya menuju klinik terdekat.
Namun, dalam perjalanan, nyawanya tidak tertolong. "Sebelum evakuasi, jantung korban masih berdetak, namun di tengah perjalanan korban meninggal dunia," ujar AKP Handreas Adrian.