Kemarin, Polda Periksa Keluarga Cendana dan Menkumham didemo
Beragam peristiwa tersaji dalam pemberitaan ngopibareng.id sepanjang Rabu, 23 Januari 2020. Dua peristiwa di antaranya adalah pemeriksaan keluarga cendana terkait investasi MeMiles serta demo Menkumham Yasonna H Laoly yang dilakukan warga Tanjung Priok.
Cucu Soeharto Diperiksa Polda
Tiga orang public figure memenuhi panggilan penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur di Mapolda Jatim, Surabaya, terkait investasi investasi bodong PT Kam and Kam melalui aplikasi MeMiles, Rabu 22 Januari 2020.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan, tiga orang tersebut adalah cucu Presiden Soeharto yakni Ari Sigit Hari Wibowo Hardjojudanto, designer Adjie Notonegoro, dan artis Tata Janeeta.
"Untuk hari ini ada tiga orang yang konfirmasi hadir yaitu AHS, kemudian AN dan TJ. Saat ini sudah ada AN, nanti ada AHS, kemudian TJ konfirmasi datang pukul 14.00 WIB," ujar Kapolda.
Jenderal bintang dua tersebut mengatakan, tiga nama ini diperiksa sebagai saksi yang muncul dari hasil pemeriksaan terhadap saksi yang telah dipanggil dan tersangka.
Ia menjelaskan, pemanggilan tiga nama tak lain adalah untuk menyelamatkan aset member yang sudah menjadi reward. Pemanggilan tiga saksi ini juga sekaligus untuk mencari data terkait pengembangan investasi bodong tersebut.
"Intinya kami ingin menyelamatkan aset member yang terus kami telusuri karena kemarin per hari Selasa sudah ada Rp128,4 miliar, yang di awal Rp122 miliar dan insyaalloh akan bertambah terus karena tim kami menyebar menelusuri terkait orang-orang yang sedang kami dalami," jelasnya.
Selain memanggil artis, Polda Jatim juga menyita reward yang diterima para public figure. Seperti dua mobil yang diamankan dari AHS.
Warga Demo Menkumham
Massa yang menamakan diri "Aksi 221 Priok Bersatu" menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu, 22 Januari 2020. Mereka menuntut Menkumham Yasonna H Laoly minta maaf kepada warga Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Aksi tersebut merupakan buntut dari ucapan Yasonna yang mengatakan Tanjung Priok sebagai kawasan miskin dan penuh kriminal. Massa menuntut Yasonna menyampaikan permintaan maaf dalam waktu dua kali 24 jam.
"Kami warga Tanjung Priok mendesak Bapak Menteri untuk minta maaf dalam dua kali 24 jam. Jika tidak, kami akan melakukan aksi lagi dengan jumlah massa yang lebih banyak," kata koordinator aksi bernama Abu Bakar.
Bahkan massa mengancam akan menutup Pelabuhan Internasional Tanjung Priok jika Yasonna tidak kunjung minta maaf. Perwakilan warga kemudian diterima pihak hubungan masyarakat (humas) Kemenkumham untuk bermediasi.
Warga kecewa karena Yasonna tak ada di lokasi sehingga tidak bisa menyampaikan secara langsung tuntutannya. Kehadiran massa aksi unjuk rasa membuat lalu lintas di Jalan HR Rasuna Said tersendat.
Sementara, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly mengatakan, ada upaya memelintir substansi pidato yang dia bacakan pada acara "Resolusi Pemasyarakatan 2020" Direktorat Pemasyarakatan (Dirjen PAS) di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis, 16 Januari 2020, tentang kriminalitas yang membandingkan wilayah Tanjung Priok dan Menteng.
"Mengingat kesalahpahaman serta akibat tidak mendengarkan pidato saya secara utuh di Lapas Narkotika Cipinang, pidato ini kemudian dipelintir oleh orang orang tertentu, yang pemahamannya tidak benar, dan jauh dari substansi yang dimaksudkan. Untuk itu, saya ingin meluruskannya," ujar Yasonna dalam keterangan tertulis seperti dikutip Antara, Rabu, 22 Januari 2020.
Kata Yasonna, dalam pidato itu dia menjelaskan kriminalitas adalah produk sosial yang disebabkan antara lain karena faktor kemiskinan, pengangguran, kesenjangan pendapatan atau faktor ekonomi, dan disintegrasi sosial.
Adapun faktor genetik tidak signifikan menentukan kejahatan. Kalaupun ada, kata dia, faktor determinannya sangat kecil. "Maka, oleh karena kejahatan adalah produk masalah sosial, maka masyarakat harus turut menyelesaikan faktor-faktor criminogen tersebut," ujar Yasonna.
Advertisement