Kemarin, Malaysia Punya PM Baru dan WHO Naikkan Status Corona
Beragam peristiwa internasional mewarnai pemberitaan Ngopibareng.id sepanjang Sabtu, 29 Februari 2020 kemarin. Dua di antaranya, Raja Malaysia tunjuk PM baru serta WHO naikkan status darurat Corona.
PM Baru Malaysia
Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah telah berkenan melantik Presiden Partai Pribumi Malaysia Bersatu (Bersatu), Tan Sri Muhyiddin Yassin, sebagai Perdana Menteri ke delapan selaras dengan Pasal 402 (2) (a) dan Pasal 43 (2) (a) Perlembagaan Persekutuan atau Undang-Undang Federal.
Mengutip Antara, Sabtu, 29 Februari 2020, dalam pernyataan pers pejabat Istana Negara atau Datuk Pengelola Bijaya Diraja, Datuk Ahmad Fadil Shamsuddin di Kuala Lumpur, Sabtu, mengatakan baginda berpandangan Muhyiddin mendapat kepercayaan mayoritas anggota parlemen.
Keputusan tersebut diperoleh setelah ketua-ketua partai politik dan anggota parlemen atau dewan rakyat secara bebas mengemukakan nama-nama calon perdana menteri kepada Yang di-Pertuan Agong.
"Sehubungan dengan itu, Seri Paduka Baginda telah berkenan melantik Tan Sri Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri selaras Pasal 40 (2)(a) dan Pasal 43 (2) (a) Perlembagaan Persekutuan (Undang-Undang Federal)," katanya.
Ahmad Fadil mengatakan proses selanjutnya adalah Istiadat upacara pengangkatan, termasuk pengucapan sumpah jabatan sebagai perdana menteri pada Minggu, 1 Maret 2020 jam 10.30 pagi di Istana Negara.
WHO Naikkan Status Corona
Penyebaran wabah virus corona yang telah menjangkit di Afrika membuat organisasi kesehatan dunia (WHO) meningkatkan status risiko virus Covid-19 itu ke level tertinggi. Langkah itu juga dilakukan karena wabah virus corona juga mempengaruhi perekonomian global dalam bentuk pasar keuangan yang merosot.
"Kami sekarang telah meningkatkan status tentang risiko penyebaran dan risiko dampak Covid-19 hingga 'sangat tinggi' di tingkat global," ujar ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan seperti dikutip melalui AFP, Sabtu 29 Februari 2020.
WHO mencatat, virus ini telah menewaskan lebih dari 2.800 orang di seluruh dunia dan menginfeksi 84 ribu orang. Sebagian besar berada di China. Virus ini kini tak hanya menyebar di Asia, tapi juga merambah Eropa, Amerika, hingga Afrika. Kasus terbaru ditemukan di Azerbaijan, Meksiko, dan Selandia Baru.
Selain krisis kesehatan, wabah ini juga membuat banyak investor menarik investasinya di banyak negara akibat kondisi yang tak kondusif. Kondisi itu disebut menjadi krisis keuangan yang terparah sejak 2008 lalu.
Negara di dunia mulai melakukan sejumlah langkah waspada corona. Swiss, Jepang, Malaysia, dan Italia membatalkan sejumlah peristiwa kelas internasional di negaranya. Sedangkan Arab Saudi menangguhkan kunjungan ibadah umrah ke Makkah dan Madinah, sejak Kamis, 27 Februari 2020.
"Ini bukan saatnya untuk panik. Ini saatnya untuk bersiap-siap sepenuhnya," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dilansir dari CNBC.
Kini wabah virus corona menjangkit di lebih dari 58 negara. Secara khusus, WHO berpesan pada negara di Afrika untuk meningkatkan upaya mereka menghentikan penyebaran virus corona. Di benua Afrika, sejumlah negara melaporkan kasus virus corona, selain Aljazair, ada pula Mesir dan Nigeria.
Advertisement