Kemarin, Penemuan Mayat Hangus Terbakar hingga Angpao Hoax
Beragam peristiwa dari Jawa Timur menghiasi pemberitaan ngopibareng.id sepanjang Sabtu, 25 Januari 2020. Dua di antaranya penemuan mayat hangus terbakar di kebun kelapa serta angpao hoax di Kediri.
Penemuan Mayat
Sosok tubuh manusia ditemukan hangus terbakar, Sabtu, 25 Januari 2020. Karena kondisinya yang sudah hangus, mayat itu tidak bisa dikenali.
Mayat itu ditemukan di pinggir sebuah kebun kelapa Dusun Kedawung, Desa Pondoknongko, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Diduga mayat itu sengaja dibakar oleh seseorang.
”Saya mendapat laporan dari warga sekitar pukul 09.00 WIB tadi pagi. Kemudian saya datang ke lokasi untuk mengecek laporan tersebut," kata Babinsa Desa Pondoknongko, Serda Ahmad Fauzi.
Fauzi menyatakan, kemungkinan mayat tersebut berjenis kelamin perempuan. Ini dikuatkan dengan penemuan helm merek INK dan sebuah sandal selop berwarna coklat.
Sebenarnya banyak warga melihat ada api di kebun tersebut pada Jumat, 24 Januari 2020 malam. Namun warga menduga pemilik kebun sedang membakar sampah atau ranting.
"Sekitar pukul 19.00 WIB masyarakat melihat kobaran api. Tapi masyarakat menduga pemilik ladang membakar ranting atau sampah. Sehingga masyarakat tidak timbul kecurigaan," ujarnya.
Senada dengan Fauzi, Kepala Dusun Kedawung, Hariuadi, 42 tahun, menyebut warganya dari kejauhan memang melihat api di tempat itu. Namun warga menduga pemiliknya yang sengaja membakar ubi.
Mengenai lokasi penemuan mayat, menurut Hariyadi, kebun kelapa yang berbatasan dengan sawah. Warga awalnya menduga itu bekas orang membakar ubi. Ternyata ada tubuh manusia.
"Mayat ditemukan dalam keadaan tengkurap. Kondisi tubuh korban sudah hangus," katanya.
Lokasi kejadian dipenuhi warga yang ingin melihat langsung kondisi korban. Polisi langsung memasang garis Polisi untuk mengamankan TKP. Tim INAFIS ke TKP untuk mengambil sampel jenazah. Belasan anggota Resmob juga diterjunkan.
"Kami masih melakukan penyelidikan. Kita kumpulkan bukti-bukti dan saksi-saksi untuk mengungkapkan kasus ini," kata Kapolresta Banyuwangi Kombespol Arman Asmara Syarifudin melalui Kasat Reskrim AKP M. Solikhin Ferry.
Hingga saat ini belum diketahui identitas korban. Sebab Polisi tidak menemukan identitas apapun pada tubuh korban ataupun di sekitar TKP.
Angpao Hoax
Termakan kabar bohong alias hoaks, seratusan warga Kediri berjubel di halaman luar pintu gerbang Kelenteng Tri Darma Tjoe Hwie Kiong jalan Yos Sudarso, Sabtu, 25 Januari 2020. Mereka mendapat informasi jika kelenteng akan membagikan angpao.
"Saya dari pagi sudah datang kesini, dapat kabar dari teman, katanya ada bagi bagi angpao ternyata nggak ada," kata Peni, 55 tahun, tukang becak asal Kelurahan Pakunden Kota Kediri.
Kabar serupa juga didengar Tik dan Kasiatun, dua perempuan asal Ngampel Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Mereka mengayuh sepeda dan menunggu satu jam di depan kelenteng.
"Saya dapat kabar dari teman, kami berdua berangkat naik sepeda kayuh. Setelah dari sini ternyata nggak ada apa-apa . Anggap saja olahraga biar jantung sehat, " Aku Kasinatun.
Sementara itu, Prayito selaku ketua yayasan kelenteng mengatakan, jika pihaknya sama sekali tidak mengeluarkan bantuan berupa angpao atau pun sembako kepada masyarakat. Informasi ini kemudian ia sampaikan dalam wujud imbauan
"Maksudnya gini, di kelenteng tidak ada pembagian angpao pun sembako, imbaunnya itu. Terkadang ada isu pembagian angpo," ungkap Prayitno, dikonfirmasi lewat telepon selulernya.
Menurutnya, selama tradisi Imlek, pihak kelenteng tidak pernah membagikan angpao pun sembako. Pembagian sembako hanya ada pada peringatan tradisi ulam bana, bukan pada perayaan Imlek.
Terpisah Serda Abu Nur Arifin anggota Babinsa TNI AD menjelaskan, jika sehari sebelum perayaan Imlek dirinya sudah mendengar kasak kusuk terkait informasi tersebut. Maka dari itu ia bersama rekan Polri kemudian memberikan imbaun kepada masyarakat yang disampaikan melalui pengurus kelenteng terkait ketidakbenaraan informasi tersebut.
"Akhirnya saya kordinasi dengan Mas Beny (anggota polri), untuk memberikan himbauan kepada masyarakat," paparnya.
Advertisement