Kemarin, Pemkot Tak Akui Musda DKS dan Rencana Bangun 2 Underpass
Pemkot Surabaya tidak mengakui Musyawarah Dewan Kesenian Surabaya (DKS) hingga rencana pembangunan underpass menjadi dua di antara beragam berita di ngopibareng.id, Senin, 30 Desember 2019 kemarin.
Pemkot Surabaya Tak Akui DKS
Musyawarah DKS yang digelar di hotel Great Diponegoro Surabaya, hari Minggu 29 Desember 2019 kemarin tidak diakui Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Antiek Sugiharti, terpilihnya Chrisman tidak sesuai regulasi organisasi DKS. Forum yang dibuat oleh kelompok Crishman tidak sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran rumah tangga (AD/ART) DKS.
"Pelaksanaannya tidak sesuai ketentuan AD/ART yang ada," kata Antiek kepada ngopibareng.id. Karena itu Pemkot tidak mengakuinya.
Menurut Antiek, seharusnya musyawarah yang digelar oleh pengurus, harus sesuai dengan AD/ART organisasi yang berlaku. Jika tidak, acara tersebut bisa dianggap ilegal.
"Tidak sesuai ketentuan, Pemkot taat pada ketentuan," tambahnya.
Rencana Surabaya Bangun Underpass
Setelah berhasil membangun underpass di Jalan Mayjend Sungkono, Pemerintah Kota Surabaya menargetkan akan membangun dua underpass di daerah lainnya. Terutama di daerah yang sering terjadi kemacetan.
Kepala Dishub Surabaya, Irvan Wahyudrajad mengatakan, underpass menjadi pilihan Pemkot untuk mengatasi kemacetan di Surabaya. Tapi, untuk membangun angkutan umum massal membutuhkan investasi yang besar, sedangkan pemkot belum mampu.
"Konsen kami tahun depan adalah mengatasi kemacetan. Terutama juga yang menyilang dengan jalur kereta api. Kami akan bangun underpass di daerah itu," kata Irvan kepada ngopibareng.id, Senin 30 Desember 2019 di Balai Kota Surabaya.
Menurut Irvan, meskipun lebih mahal, underpass jauh lebih cantik daripada membangun jalan layang atau flyover. Selain itu, tingkat polusi yang dihasilkan juga jauh lebih rendah daripada flyover.
"Kalau kita bangun flyover itu estetika kota jadi jelek. Untuk tingkat polusi jauh lebih tinggi. Tidak masalah lebih mahal, tapi lebih baik dan cantik," katanya.
Irvan mengatakan, di beberapa negara maju, jalanan yang dilintasi oleh jalur kereta api sebidang, pasti dibangun underpass untuk memudahkan. Selain itu dengan adanya underpass tidak membuat macet lalu lintas.
Advertisement