Kemarin, Pelaku Vandalisme Ditangkap dan Corona Jatim Bertambah
Beragam peristiwa yang tercover dalam pemberitaan Ngopibareng.id, Rabu, 22 April 2020. Dua di antaranya penangkapan tersangka pelaku vandalisme serta positif Corona di Jawa Timur kembali bertambah.
Jaringan Anarko Vandalisme
Polresta Malang Kota telah merilis tiga tersangka pelaku vandalisme di Malang Raya. Namun, polisi belum bisa membuktikan bahwa ketiga pelaku tersebut merupakan bagian dari kelompok anarko.
"Masih kami proses dan dilakukan pengembangan," ujar Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata pada Rabu 22 April 2020.
Dijelaskan Leo ketiga tersangka masing-masing berinisial MAA, usia 20 tahun berasal dari Pakis, Kabupaten Malang, SRA, usia 20 tahun berasal Singosari, Kabupaten Malang dan AFF usia 22 tahun berasal dari Buduran, Sidoarjo. Status dari tersangka tersebut adalah mahasiswa di perguruan tinggi di Kota Malang. Leo mengatakan ada enam titik yang menjadi lokasi vandalisme oleh ketiga tersangka.
"Yaitu di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo, Jalan LA Sucipto, Pertigaan Jalan Tenaga, Jalan Ahmad Yani Utara, Jalan Jaksa Agung Suprapto, dan Underpass Pintu Tol Karanglo," terangnya.
Mantan Wakapolrestabes Surabaya tersebut mengungkapkan bahwa motif pelaku melakukan aksinya tersebut karena merasa dirugikan kapitalis sehingga memprovokasi masyarakat untuk melawan kapitalisme.
"Ada barang bukti berupa sketsa tulisan dari karton dengan tulisan Tegalrejo Melawan," ujar Leo.
Berdasarkan rilis dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya ketiga tersangka merupakan aktivis agraria, masing-masing dari tersangka melakukan advokasi di Desa Tegalrejo, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, mengenai penyerobotan lahan oleh PTPN dan
Mereka selama ini juga mendampingi petani Desa Tegalrejo di Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang yang sedang berjuang mempertahankan lahannya dari serobotan PTPN dan mengadvokasi warga di Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi, terkait tambang emas.
Ketika dikonfirmasi mengenai hal tersebut polisi masih belum bisa memastikan apakah latar belakang dari ketiga tersangka tersebut merupakan aktivis agraria.
"Kami masih selidiki. Sambil jalan dulu. Kami masih belum bisa komen apa-apa," ujar Leo.
Adapun barang bukti yang disita polisi yakni 3 buah handphone, satu motor Honda Beat nopol N 2486 HO dan cat semprot warna hitam.
Atas perbuatan vandalisme yang dilakukan oleh ketiga tersangka polisi mengenakan pasal 14 dan 15 UU RI No. 1 Tahun 1946 dan Pasal 160 KUHP terkait penghasutan dengan ancaman 6 tahun penjara.
Positif Corona Bertambah
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, per hari ini, Selasa, 21 April 2020 jumlah kasus positif covid-19 di Jatim bertambah 15 orang.
Sebanyak 15 kasus tersebut berasal dari tiga daerah, yaitu 1 orang dari Kabupaten Bangkalan, 3 orang dari Kabupaten Sidoarjo, dan 11 orang dari Kota Surabaya. Dengan tambahan 15 orang tersebut, total sudah ada 603 orang yang positif covid-19 di Jatim.
"Teman-teman, ini tambahan per hari ini di Jawa Timur," kata Khofifah, Selasa 21 April 2020 di Gedung Negara Grahadi saat melakukan konferensi pers terkait dengan persebaran covid-19 di Jatim.
Namun, tak semua 603 orang tersebut masih dirawat. Khofifah mengatakan, dari 603 orang ada 444 orang positif covid-19 yang saat ini masih dirawat di seluruh rumah sakit rujukan di Jawa Timur.
Sementara itu, untuk orang yang masuk dalam status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 2255 orang. Kemudian terkait dengan orang yang masuk dalam status Orang Dalam Pantauan (ODP) ada 17107 orang.
Dengan terus bertambahnya pasien covid-19, Khofifah kembali menegaskan bahwa masyarakat harus lebih waspada dan menjaga kesehatan, agar virus covid-19 tak menyerang tubuh mereka. Selain itu, warga harus tetap melakukam protokol kesehatan yakni social dan physical distancing untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
"Jadi teman-teman, sama-sama kita harus membangun kewaspadaan berima dan kesiapsiagaan secara komprehensif. Sehingga covid-19 bisa kita lawan," kata Khofifah.
Ia juga meminta masyarakat untuk tetap tinggal di rumah, dan keluar apabila memang ada hal yang sangat urgent dan mendesak. Karena mereka tak tahu, apakah ada Orang Tanpa Gejala (OTG) yang positif covid-19.
"Yang ingin kita pesan kan kembali mutlak. Warga harus siap di rumah terus, dan jika keluar rumah tolong menggunakan masker untuk kepentingan diri yang sangat terjamin. Lalu batasi interaksi di luar rumah tetap dengan menggunakan masker tetap dengan menghitung kepentingan dari tujuan kita keluar rumah itu apa," katanya.