Kemarin, Omong Kosong Pengetatan Surabaya dan Rapid Tes ala BIN
Pemberitaan ngopibareng.id sepanjang Selasa, 10 Juni 2020 masih fokus pada pandemi virus Corona. Dua berita dari Surabaya di antaranya adalah Chek Point Surabaya yang tak lagi berfungsi dan BIN terus melakukan rapid tes di Surabaya.
Omong Kosong Pengetatan Surabaya
Pengetatan check point di pintu-pintu masuk yang dijanjikan tetap ada oleh Pemerintah Surabaya, cuma omong doang. Tenda check point memang yang tetap berdiri. Namun tak ada aktivitas pengecekan. Seakan berdiri hanya layaknya pos pengamanan biasa.
Dari pantauan Ngopibareng.id di lapangan hari ini 10 Juni 2020, posko check point betul memang masih ada. Namun tidak ada pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat gabungan dari TNI, Polri dan instansi pemerintahan di lingkungan Pemerintah Surabaya.
Padahal barrier pembatas mobil juga masih terpasang. Namun, tidak ada satupun anggota yang mengawasi setiap mobil yang masuk. Sedangkan barrier pembatas sepeda motor untuk memisahkan antara plat L-W dengan plat luar dan berboncengan sudah tidak berdiri lagi.
Meski tak ada pengamanan, penyemprotan disinfektan otomatis masih berjalan khusus jalur sepeda motor. Sedangkan untuk jalur mobil mati.
Di posko tak nampak ada banyak anggota, hanya ada beberapa anggota dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Satpol PP, Linmas, satu anggota Polisi dan TNI saja yang berjaga.
Hal ini tentu tak seperti komitmen Pemkot Surabaya terkait pengetatan check point. Saat pembahasan evaluasi PSBB Jilid 3, Irvan Widyanto selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya menyampaikan, Surabaya tetap melakukan pengetatan check point untuk mengantisipasi adanya penyebaran virus corona yang dibawa dari luar Surabaya.
"Check point tetap akan dipertahankan," kata Irvan ketika melaporkan rencana pencegahan Covid oleh Pemkot Surabaya kepada Forpimda Jatim.
Namun, ketika akan dikonfirmasi ulang hari ini, dalam tiga kali percobaan telepon belum ada jawaban dari Irvan.
Rapid Tes BIN Temukan 2.150 Reaktif
Badan Intelijen Negara (BIN) selama 10 hari melakukan rapid tes massal di Surabaya yang dimulai sejak tanggal 29 Mei hingga 9 Juni 2020, telah menjangkau 16.101 warga Surabaya yang mengikuti rapid test tersebut. Staf Khusus Kepala BIN, Mayjen TNI Suyanto menjelaskan, dari 16.101 warga yang mengikuti rapid test ditemukan 2.150 orang reaktif.
"Yang reaktif sampai 9 Juni, 2.150 orang lalu menjalani swab test. Artinya angka reaktif ini sekitar 13,35 persen dari jumlah peserta rapid test," ucap Mayjen TNI Suyanto di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 10 Juni 2020.
Ia menjelaskan, BIN sudah melakukan swab pada 2.367 orang di Surabaya. 2.150 orang dari hasil rapid tes masal dan 217 yang dirujuk oleh puskesmas. Hasilnya sebanyak 651 orang dinyatakan positif Covid-19.
"Total yang positif Covid-19 hasil dari PCR test berjumlah 651 orang atau jika di prosentasekan sekitar 27,5 persen dari jumlah yang sudah melakukan swab," ujar Suyanto.
Rapid test masal Covid-19 secara maraton di ibu kota Jawa Timur ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan di Surabaya. Salah satunya Ketua PCNU Kota Surabaya, KH Muhibbin Zuhri.
"Kami menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya khususnya kepada Badan Intelijen Negara (BIN) dan seluruh jajaran yang bekerjasama dengan pemerintah kota Surabaya menyelenggarakan Rapid Test di beberapa tempat di kota Surabaya," kata Zuhri.
Advertisement