Kemarin, Mutasi Corona Jadi 2 dan Misteri Tato Burung Hantu
Beragam peristiwa mewarnai pemberitaan Ngopibareng.id sepanjang Jumat, 6 Maret 2020. Dua di antaranya penemuan mutasi Corona yang kini jadi dua jenis serta pengungkapan misteri perempuan bertato burung hantu.
Corona Jadi Dua
Ilmuwan China menemukan virus Corona COVID-19 telah bermutasi menjadi dua jenis. Jenis pertama lebih ganas, namun jenis kedua lebih jinak.
Penelitian yang dilakukan di Peking University menunjukkan bahwa 70 persen sampel yang diteliti adalah tipe agresif, sedangkan sisanya, 30 persen adalah tipe yang lebih jinak.
Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas tipe yang relatif ganas ditemukan pada fase awal wabah menyebar di Wuhan.
Namun tipe yang sempat membuat ribuan warga Wuhan terjangkit ini, kini mulai berkurang jumlahnya. Penurunan bahkan terjadi sejak Januari 2020.
Temuan mutasi ini diperkirakan akibat adanya seleksi alamiah dibandingkan proses rekombinasi.
Peneliti menyebut dua variasi Corona ini adalah 'Tipe S' dan 'Tipe L'. Untuk Tipe S adalah tipe yang lebih ringan dan L untuk yang lebih ganas.
Hasil dari analisa DNA dari 103 orang yang terinfeksi menunjukkan bahwa Tipe S saat ini mulai mendominasi dan mengambil alih sehingga Tipe L sudah mulai berkurang drastis.
Mengutip CNBC, Jumat 6 Maret 2020, hasil penelitian ini memang masih sangat terbatas sehingga butuh penelitian lanjutan dengan data yang lebih besar lagi sehingga pemahaman utuh tentang evolusi dan epidemologi COVID-19 bisa diketahui.
Misteri Perempuan Bertato
Sesosok mayat perempuan ditemukan tewas terbungkus plastik di selokan depan sebuah hotel di Jalan Raya Lembang-Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 5 Maret 2020 pagi. Perempuan yang memiliki tato burung hantu dan Fu*k My Life itu diduga korban pembunuhan.
Mayat perempuan tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang pedagang asongan yang melintas, lalu dilaporkan ke securiti hotel dekat TKP penemuan mayat. Pihak kepolisian langsung terjun ke lokasi untuk melakukan evakuasi dan olah TKP.
Mayat tersebut ditemukan tanpa mengantongi satupun identitas. Untuk mengungkap identitas korban, pihak kepolisian hanya berbekal tanda berupa tato di lengan korban, salah satunya tato burung hantu.
Berikut fakta-fakta mengenai penemuan mayat perempuan bertato burung hantu hingga terungkap identitasnya ialah Intan Marwah Sofiyah alias Anjanii Bee:
1. Mayat di Selokan Dibungkus Sprei dan Plastik
Mayat perempuan tersebut ditemukan terbungkus kain sprei berwarna hijau lalu dibungkus lagi dengan plastik dengan posisi setengah badan tertutup plastik hitam dan bagian bawah tubuhnya terbuka dengan celana jeans berwarna hitam.
Kapolres Cimahi, AKBP M. Yoris Maulana Yusuf Marzuki, mengatakan saat dievakuasi, posisi bungkusan mayat berada di dalam selokan depan hotel dengan keadaan setengah telanjang.
2. Tanpa Identitas
Pihak kepolisian sulit mengidentifikasi korban. Yusuf Marzuki sempat meminta siapapun yang merasa mengenal korban agar segera melapor pada pihak kepolisian. Jenazah korban disemayamkan di Rumah Sakit Sartika Asih (RSSA) untuk dilakukan otopsi.
3. Tato Burung Hantu di Lengan
Di tubuh korban ada sejumlah tato yang menjadi tanda dan mudah dikenali. Ada tiga tato pada tubuh korban. Tato pertama di tangan kiri korban bertuliskan Fu*k My Life. Tato ke dua di lengan kiri korban bergambar tokon kartun Stitch berwarna biru dengan tulisan Than. Lalu tato di lengan kanan korban bergambar burung hantu dan cupcakes di bawahnya.
4. Luka-Luka di Tubuh Korban
Tim Inafis Polres Cimahi yang melakukan pemeriksaan korban, menemukan menemukan sejumlah luka, seperti luka sayatan akibat benda tajam pada bagian leher dan luka lebam akibat benda tumpul di badan korban.
5. Pemakaman
Tangis haru keluarga pecah begitu mengetahui bahwa mayat perempuan tanpa identitas itu adalah Intan Marwah Sofiyah. Dia single. Usianya baru 20 tahun. Sang ibu, Nita Handayani langsung mengenali jasad korban ketika mendapat info dari saudaranya soal mayat perempuan tanpa identitas kecuali tato Burung Hantu di lengannya.
Usai diidentifikasi akhirnya pihak keluarga diizinkan untuk menggelar pemakaman korban. Nita Handayani tak henti-hentinya menangis mengiringi proses pemakaman putrinya di Kampung Karajan, Desa Karang Hegar, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang, Jumat 6 Maret 2020. Pemakaman tak jauh dari kediaman keluarganya.
6. Video call
Nita Handayani mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan anaknya pada Minggu, 1 Maret 2020 sekitar pukul 23.36 WIB melalui panggilan video. Saat itu, kata Nita, korban sedang berada di dalam kontrakannya di wilayah Bandung.
7. Minta Pelaku Ditangkap
Nita Handayani meminta pelaku segera ditangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal dengan apa yang telah dialami putrinya hingga tewas mengenaskan. “Anak saya salah apa? sampai tega kok digituin (dibunuh), harus seimbang apa yang pelaku lakuin harus setimpal (hukumannya). Pengen pelaku segera tertangkap,” tegasnya.