Kemarin, Mojokerto Zona Merah dan Isolasi 15 Tenaga Medis Kediri
Beragam peristiwa dari Jawa Timur terkait pandemi virus Corona menghiasi pemberitaan Ngopibareng.id sepanjang Senin, 13 April 2020. Dua peristiwa itu di antaranya adalah Kabupaten Mojokerto masuk zona merah Corona serta 15 tenaga medis Kediri lakukan isolasi mandiri.
Mojokerto Zona Merah
Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa kembali merilis data terbaru persebaran Covid-19 di Jatim. Menurut data Pemprov Jatim, per hari ini Senin 13 April 2020 sudah ada 52 orang yang terkonfirmasi positif terjangkit virus Corona. Sehingga total, sudah ada 438 orang di Jatim yang positif Corona.
Naiknya jumlah pasien positif Corona, juga berimbas pada daerah Jatim lain yang sebelumnya bukan zona merah, kini berubah menjadi zona merah. Misalnya saja, Kabupaten Mojokerto. Kabupaten Mojokerto hari ini, Senin 13 April 2020 akhirnya menjadi zona merah. Padahal, sudah tiga minggu lebih kabupaten ini hanya masuk daerah kuning.
Khofifah merinci, tambahan 52 orang yang positif itu berasal dari beberapa daerah seperti Kabupaten Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Tuban, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Jombang dan lainnya.
"Saya ingin menyampaikan teman-teman, dapat kita sampaikan hari ini tercatat yang terkonfirmasi positif hari ini total di Jawa Timur ada 438. 1 Mojokerto, kemudian tambah 3 lagi di Gresik tambah 1 di Tuban, Tulungagung tambah 4, Kota Surabaya tambah 28, kemudian Kabupaten Kediri tambah 1, Kabupaten Jombang hari ini tambah 3, Sidoarjo tambah 8, ada 1 di Kabupaten Lamongan, dan 2 lagi Kabupaten Bojonegoro," kata Khofifah, Senin 13 April 2020 di Gedung Negara Grahadi.
Meski 438 orang terkonfirmasi positif, ternyata hanya 322 orang yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit rujukan utama maupun rumah sakit pertama di Jatim. Kata Khofifah angka 438 orang positif Corona tersebut, termasuk yang sudah sembuh maupun yang meninggal dunia.
"Saat ini yang masih dirawat angkanya seperti itu," katanya.
Dengan terus bertambahnya pasien positif covid-19 di Jatim secara drastis, Khofifah kembali mengingatkan kepada seluruh warga Jawa Timur, untuk menaati protokol kesehatan yang sudah dipublikasikan oleh pemerintah. Baik pemerintah pusat, provinsi maupun pemerintah kabupaten dan kota.
Protokol kesehatan yang harus ditaati yakni, dengan terus mengedepankan kebersihan lingkungan dan diri, menggunakan masker, dan melakukan gerakan physical distancing. Sehingga, rantai penyebaran virus covid-19 bisa diputus.
"Yang ingin kita pesan kan kembali mutlak. Warga harus siap di rumah terus, dan jika keluar rumah tolong menggunakan masker untuk kepentingan diri yang sangat terjamin. Lalu batasi interaksi di luar rumah tetap dengan menggunakan masker tetap dengan menghitung kepentingan dari tujuan kita keluar rumah itu apa," katanya.
15 Tenaga Medis Kediri Isolasi Mandiri
Berulang kali Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengingatkan kepada warganya untuk selalu terbuka dan jujur kepada petugas medis apabila sedang menjalani observasi kesehatan di rumah sakit maupun di puskesmas. Namun, ternyata imbauan yang disampaikan oleh Walikota Kediri tersebut tidak semua pasien mematuhi.
Ketidakjujuran pasien ini ternyata menimbulkan kerepotan di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan, Kediri. Sebanyak 15 tenaga medis di sana harus mengisolasi mandiri. Penyebabnya, ada salah satu pasien di rumah sakit ini ternyata terkonfirmasi Covid-19.
Informasi ini baru diterima oleh Walikota Kediri ketika menerima kedatangan Zainul Arifin, Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Ahmad Dahlan Kediri. Kedatangan mereka untuk menghadap Walikota Kediri sebenarnya bukan untuk melaporkan kasus mereka. Namun untuk mengambil bantuan Alat Perlindungan Diri (APD).
“Untuk seluruh warga Kota Kediri saya mohon, sampaikan semua data ke petugas medis dengan sejujur-jujurnya. Keluhannya, pernah singgah di mana saja, ini penting untuk memutus rantai penularan Covid-19,” Kata Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, Senin 13 April 2020.
Zainul Arifin, pun kemudian menceritakan kronologi tenaga medis di rumah sakit yang ia pimpin akhirnya harus mengisolasi diri. Kata dia, sekitar 10 hari lalu pihaknya menerima pasien yang mengeluhkan gejala ke arah Covid-19. Namun pasien tersebut tidak jujur untuk menceritakan semuanya. Para tenaga medis yang memeriksa tidak mengenakan APD dan apalagi memperlakukan sebagaimana ODP maupun PDP.
Tidak lama kemudian keluar hasil tes swab, ternyata pasien tersebut positif Covid-19. Sesuai dengan SOP, semua yang pernah kontak dengan pasien tersebut, termasuk tenaga medis harus melakukan isolasi mandiri di rumah sembari menunggu hasil tes. Hingga rilis ini ditulis, 15 orang tenaga medis ini sudah menjalani isolasi mandiri di rumah selama empat hari. Rencananya mereka harus isolasi mandiri selama 14 hari sambil menunggu hasil tes.
“Akhirnya kini kami kekurangan 15 orang tenaga medis yang sangat kami butuhkan. Makanya kami mohon masyarakat harus jujur mengatakan semuanya,” imbau Zainul.
Utamanya bila pernah bersinggungan dengan pasien positif Covid-19 atau usai datang dari daerah yang sudah terinfeksi Covid-19, maka pasien harus menyampaikan data ini.
Advertisement