Kemarin, Mahathir Melawan PM Baru hingga Puas Sakit
Beragam peristiwa internasional mewarnai pemberitaan Ngopibareng.id, sepanjang Minggu, 1 Maret 2020. Dua di antaranya tentang pergantian Perdana Menteri Malaysia dan retreat spiritual yang tak dihadiri Paus.
Mahathir Melawan
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad mengklaim Tan Sri Muhyiddin Yassin bukan PM yang sah karena tidak memiliki dukungan mayoritas di Parlemen.
Mahathir mengatakan, bahwa dirinya mendapat dukungan mayoritas dari 114 Anggota Parlemen, yang berasal dari koalisinya Pakatan Harapan, Warisan, dan beberapa anggota parlemen independen, beberapa dari partainya, Bersatu.
"Tan Sri Muhyiddin tidak memiliki dukungan mayoritas untuk menjadi perdana menteri baru," ujarnya pada konferensi pers yang diadakan di Albukhary Foundation, Kuala Lumpur, Malaysia dilansir Bernama.
Namun, Mahathir mengatakan dirinya tidak akan pergi ke istana untuk menyajikan daftar 114 anggota parlemen yang mendukungnya. Dia juga mengatakan mereka (kelompoknya) akan meminta sesi Parlemen untuk melihat siapa yang memiliki dukungan mayoritas.
Ditanya berapa banyak anggota parlemen mendukungnya pada pukul 16.00 kemarin, Mahatir menjawab ada 92 orang.
"Tapi ketika ditambahkan dengan saya dan yang lainnya, tentu saja kami memiliki mayoritas. Mayoritas terdiri dari Pakatan Harapan, Warisan, dan anggota independen yang telah memberikan dukungan mereka kepada kami, bukan kepada PH, (tetapi) untuk kelompok yang saya ketuai," katanya.
Mahathir juga mengaku dirinya merasa dikhianati oleh Muhyiddin. "Dia (Muhyiddin) akan dilantik sebagai Perdana Menteri. Langkah selanjutnya adalah apakah kita dapat menunjukkan bahwa kita tidak percaya padanya," ujarnya.
"Saya merasa dikhianati oleh Muhyiddin, dia sudah melakukan hal ini sejak lama dan sekarang dia telah berhasil," katanya.
Mahathir mengatakan dengan Muhyiddin disumpah sebagai perdana menteri baru, dia harus mengakhiri posisinya sebagai perdana menteri sementara.
Mahathir menjadi perdana menteri sementara setelah mengundurkan diri sebagai PM ke-7 Malaysia pada 24 Februari lalu menyusul tumbangnya pemerintahan Pakatan Harapan.
Paus Sakit
Pimpinan umat Katolik dunia, Paus Fransiskus mengumumkan bahwa flu yang ia derita membuatnya melewatkan “retreat spiritual” sebelum paskah. Ia akan digantikan oleh pejabat senior Vatikan.
Kondisi Paus yang kurang sehat tampak sejak Rabu 26 Februari 2020 ketika tampil di Lapangan Santo Petrus. Paus terlihat batuk dan bersin saat memimpin Misa Rabu Abu.
"Sayangnya flu akan memaksa saya untuk tidak mengambil bagian tahun ini (dalam retreat). Saya akan mengikuti meditasi dari sini," katanya seperti dikutip dari Antaranews.
Ini merupakan untuk pertama kalinya Fransiskus melewatkan retreat tahunan di selatan Roma sejak ia terpilih pada Maret 2013.
Vatikan sebelumnya hanya mengatakan bahwa ia menderita "sakit ringan". Dia batuk beberapa kali saat menyampaikan pidato singkat pada Minggu 1 Maret 2020 dan terdengar seperti hidungnya tersumbat.
Paus jatuh sakit pada saat Italia sedang berjuang melawan wabah virus corona atau penyakit COVID-19 yang mematikan. Juru bicaranya, Matteo Bruni, pada Jumat membantah spekulasi bahwa Fransiskus menderita penyakit yang lebih serius dari sekadar sakit flu biasa.
"Tidak ada bukti yang akan mengarah pada diagnosis apa pun kecuali sakit ringan," katanya.
Italia telah melaporkan lebih dari 1.100 kasus virus corona yang dikonfirmasi sejak 20 Februari, dan sedikitnya menyebabkan 29 kematian. Itu adalah penularan terburuk di Eropa.
Fransiskus diketahui telah kehilangan sebagian paru-parunya di negara asalnya Buenos Aires akibat sakit di awal usia 20-an.
Advertisement