Kemarin, Grafik Covid Menurun dan Klorin Cemarin Kali Surabaya
Pandemi virus Corona masih mewarnai pemberitaan Ngopibareng.id sepanjang Kamis 9 Juli 2020. Dua peristiwa di antaranya adalah mulai turunnya grafik covid di surabaya serta peningkatan pencemaran klorin di Kali Surabaya.
Grafik Covid Surabaya Menurun
Tenggat waktu untuk menurunkan jumlah kasus Covid-19 di Surabaya Raya dalam 14 hari dari Presiden Jokowi telah usai pada Rabu, 8 Juli 2020, kemarin. Sementara itu, menurut Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, jumlah pasien dirawat terus mengalami penurunan.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, bahwa dalam tiga hari ini angka pasien yang sembuh terus bertambah setiap harinya. Menurutnya, hal ini berbanding terbalik dengan jumlah penderita yang senantiasa mengalami penurunan.
Risma mengungkapkan jika dari data yang ia tanyakan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya pada Kamis, 9 Juli 2020 ini, sudah ada 73 pasien sembuh. Hal tersebut, kata dia, belum dapat dipastikan karena terus mengalami perubahan.
“Terakhir jam 06.00 tadi, itu sekitar 73 orang (sembuh). Kalau asrama haji kan mudah (ngambil datanya), tapi kalau yang rawat inap itu kan sulit, karena gerak terus dan ngumpulin data dari Puskesmas satu-satu, dari rumah sakit,” ungkapnya.
Menurut Risma, angka pasien sembuh di Surabaya itu hilangnya tekanan mental yang timbul di tengah masyarakat. Hal tersebut berdampak pada kenyamanan saat menjalani isolasi mandiri di rumah.
“Mungkin karena warga sudah tahu (covid-19), kemudian mereka (pasien) nggak dikucilkan (tetangganya). Jadi mereka nggak ada rasa tertekan atau takut. Kemudian mereka juga yang OTG punya pilihan bisa di rumah,” jelasnya.
”Terus di Asrama Haji kan temannya banyak. Karena katanya salah satu masalahnya, kalau dia (pasien) stres, kalau tidak stres bisa, jadi dibikin gembira,” imbuhnya.
Selain itu, kata Risma, pembagian masker dan face shield gratis ke warga yang terus dilakukan oleh Pemkot Surabaya menjadi salah satu kuncinya. Sebab, menurut dia, masyarakat menjadi semakin sadar akan pentingnya protokol kesehatan.
“Contohnya bagikan face shield ke security, karena saya lihat datanya ternyata banyak security yang kena (covid-19), karena itu kita coba perhatikan security untuk di kawasan perumahan maupun perkantoran kita bagi face shield,” tutupnya.
Pencemaran Klorin Meningkat
Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, atau Ecological and Wetlands Coservation (Ecoton), temukan adanya peningkatan kandungan klorin di Sungai Surabaya selama massa pademi Covid-19 berlangsung.
Koordinator Zero Waste Cities Ecoton, Tonis Afrianto mengatakan, jika klorin merupakan salah satu unsur kimia yang terkandung dalam cairan disinfektan. Menurut dia, senyawa tersebut saat ini tengah mencemari aliran sungai di Surabaya.
“Jadi disinfektan, zat yang terkandung dalam pemutih pakaian itu kan klorin salah satu kandungannya, dan itu juga meningkatkan kontaminasi di Kalimas. Terutama tadi itu di daerah Keputran, karena Keputran itu ada sambungan pompa air dari Jalan Banyu Urip,” kata Tonis, kepada Ngopibareng.id, Kamis 9 Juli 2020.
Temuan tersebut, kata Tonis, ia dapatkan saat melakukan penelitian di pintu air Keputran. Kandungan klorin di sungai itu pun lebih tinggi dari pintu air Jembatan Petekan yang juga sempat diujicoba pada Selasa, 7 Juli 2020 lalu.
“Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan Kualitas Air (sudah diatur). Klorin di Jembatan Keputran Surabaya tinggi banget 0,42 ppm (part per million),” jelasnya.
“Padahal di Jembatan Petekan cuman 0,24 ppm, standarnya 0,03 ppm sesuai standard PP Nomor 82 Tahun 2001,” imbuhnya.