Kemarin, Corona Indonesia Renggut 25 Nyawa dan Kutukan Olimpiade
Beragam peristiwa tentang virus Corona masih menghiasi pemberitaan Ngopibareng.id sepanjang Kamis, 19 Maret 2020. Dua di antaranya terus meningkatnya jumlah penderita virus Corona serta kutukan Olimpiade.
Di Indonesia Corona Renggut 25 Nyawa
Jumlah kasus infeksi covid-19 di Indonesia terus melonjak. Pembaharuan terakhir per 19 Maret 2020, pukul 12:00, terdapat 309 kasus dengan 25 orang di antaranya meninggal.
Hal ini diumumkan oleh juru bicara pemerintah soal penanganan corona Achmad Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis 19 Maret 2020.
Ia merinci jumlah kasus beserta lokasinya. Terdiri dari satu kasus di Bali, 27 kasus di Banten dengan 10 kasus baru, lima kasus di DIY, 210 orang di DKI Jakarta, 26 kasus di Jawa Tengah, dan sembilan kasus di Jawa Timur. “Ada pertambahan 52 kasus baru di DKI Jakarta,” katanya.
Selain itu, ada tiga kasus di Kalimantan Timur, Riau tiga kasus, Sulawesi Utara satu kasus, Sumatera Utara dua kasus, Sulawesi Tenggara tiga kasus baru, Sulawesi Selatan dua kasus baru, Lampung satu kasus. “Total kasus 309 orang," ungkap dia.
Menurutnya, sejauh ini kasus terbanyak terdapat di DKI Jakarta dengan 210 kasus positif, 17 di antaranya meninggal. Jadi secara keseluruhan di Indonesia ada 25 pasien yang meninggal.
Kutukan Olimpiade
Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso menyebut even olahraga terbesar di dunia Olimpiade mempunyai kutukan setiap 40 tahun.
Pertama, pembatalan Olimpiade 1940. Kemudian, boikot Olimpiade Moskow pada 1980.
Empat puluh tahun kemudian, Olimpiade Tokyo kembali menjadi "kutukan Olimpiade", kata Taro Aso yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan Jepang, dalam sambutannya Kamis.
Olimpiade 2020 yang diadakan di Jempang menjadi kontroversi pada saat pemerintah Jepang berusaha keras menepis epidemi virus corona bisa menggagalkan pesta olah raga terbesar di dunia tersebut tahun ini.
"Ini masalah yang terjadi setiap 40 tahun, ini kutukan Olimpiade, itu faktanya," kata Taro Aso, kepada sebuah komite di Parlemen Jepang.
Jepang memenangkan pencalonan tuan rumah Olimpiade Musim Panas dan Musim Dingin 1940 yang masing-masing semestinya diadakan di Tokyo dan Sapporo, tetapi kedua Olimpiade ini dibatalkan karena Perang Dunia Kedua.
Sekutu dekat Perdana Menteri Shinzo Abe yang juga mantan perdana menteri itu dikenal tahan banting meski senang menghina orang, termasuk dokter, perempuan dan pasien Alzheimer.
Abe, yang menjadi pemimpin pemerintahan Jepang paling lama berkuasa ini berusaha mensukseskan Olimpiade dan berhasil menarik investasi sebesar 2,3 miliar dolar AS kepada perekonomian negara ini yang sudah stagnan dari pariwisata dan belanja konsumen.
Tetapi pandemi virus corona baru memicu seruan untuk mengkaji ulang Olimpiade tahun ini yang dijadwalkan dibuka pada 24 Juli.
Komite Olimpiade Internasional, bersama dengan komite penyelenggara Tokyo dan pemerintahan Jepang, sudah menyatakan tidak akan membatalkan atau menunda Olimpiade, sekalipun perhelatan lain telah ditunda, termasuk Euro 2020 dan Copa America.
Virus corona baru itu sejauh ini sudah menewaskan lebih dari 8.200 orang dan menginfeksi sekitar 200.000 orang. Jepang sendiri memiliki 1.629 kasus.
Advertisement