Kemarin, Baru 17 Perusahaan Bayar THR dan Stok Darah PMI Kritis
Beragam peristiwa dari Jawa Timur kemarin, Jumat 15 Mei 2020. Baru 17 perusahaan bayar THR dan stok darah di Surabaya kritis.
Baru 17 Perusahaan Bayar THR
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Jawa Timur, Himawan Estu Bagijo menyebut berdasarkan laporan yang masuk ke instansi yang dipimpinnya, baru ada 17 perusahaan di Jawa Timur yang sudah membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para pekerjanya. Sebanyak 17 perusahaan yang sudah membayarkan THRnya itu, tersebar di berbagai daerah yaitu lima perusahaan di Sidoarjo, empat di Surabaya dan masing-masing dua perusahaan di Sumenep, Jombang, Mojokerto dan Banyuwangi.
Sedangkan untuk pengaduan soal pembayaran THR, Himawan menyebut tercatat juga ada 12 aduan yang masuk ke posko aduan yang didirikan sejak Senin 11 Mei lalu. Rinciannya empat di wilayah Surabaya, tiga di Pasuruan dan masing-masing satu di Gresik, Mojokerto dan Malang.
"Ada dua itu Jakarta ya, karena dia kerja di sini tapi kantor pusatnya ada di Jakarta," sebutnya.
Dari jumlah aduan yang masuk, sebanyak 10 perusahaan yang sudah dipanggil dan dua di antaranya telah memberikan hak THR pekerja.
"Tidak berarti pengaduan ini berhenti, kita berharap bahwa dengan mengshare nomor telpon pengaduan banyak yang mau mengadu atau banyak memberitahu kalau sudah membayar,"
Stok Darah PMI Surabaya Kritis
Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya tengah kehabisan stok pack red cel(PRC) atau darah merah. Maka dari itu, pihaknya berharap agar para masyarakat kembali mendonorkan darahnya, guna menutupi kekosongan tersebut.
Kepala Humas UTD PMI Kota Surabaya Triksi Hendria mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengalami kekurangan darah golongan A dan AB. Selain itu, untuk golongan darah O stoknya sangat menipis.
"Stok darah saat ini menipis untuk PRC darah merah golongan A dan AB kosong, sedangkan 0 menipis hanya 10 jumlahnya. Krisis darah terjadi sejak sepekan belakangan terutama sejak diintensifkan penerapan PSBB," kata Triksi, kepada awakmedia, Jumat, 15 Mei 2020.
Triksi menjelaskan, kosongnya stok darah tersebut, merupakan dampak dari turunnya minat masyarakat untuk mendonorkan darahnya di tengah pandemi Covid-19. Pihak PMI mencatat, penurunan tersebut bahkan hingga mencapai 50 persen.
"Karena aktivitas masyarakat donor darah menjadi menurun. Biasanya per hari 400 pendonor sekarang hanya sekitar 200 pendonor. Sampai 50 persen (turunnya)," ucap Triksi.
Advertisement