Kemarin, Ade Irawan Meninggal hingga Kisruh TVRI
Beragam peristiwa menghiasi pemberitaan ngopibareng.id, sepanjang Jumat 17 Januari 2020. Dua di antaranya adalah meninggalnya artis senior Ade Irawan serta kisruh antara Dirut dan Dewan Pengawas TVRI.
Artis Senior Ade Irawan Meninggal
Ade Irawan, aktris bernama lengkap Arzia Dahar meninggal pada Jumat, 17 Januari 2020. Aktris senior yang juga ibu dari almarhum Ria Irawan meninggal pada usia 83 tahun dan meninggalkan sederet karya film sejak terjun di dunia akting sejak 1960an.
Debutnya dimulai dengan membintangi film Di ambang Fadjar tahun 1964. Hingga tahun 1970an, Ade banyak membintangi film besutan suaminya Bambang Irawan, di antaranya Mahkota, Hanya Satu Jalan, Si Janda Kembang, atau Matahari Pagi.
Karirnya semakin menanjak dan beradu akting dengan aktor legendaris Indonesia. Pada 1974, Ade beradu akting dengan Benyamin S dalam film Benyamin Spion 025. Ia juga pernah berada dalam satu bingkai film yang sama dengan artis populer lain seperti Rhoma Irama, Cok Simbara, Lydia Kandou, dan Rano Karno.
Di masa yang sama, ia juga membintangi film arahan sutradara kondang di masanya, seperti Sophan Sophiaan, seperti Jinak-jinak Merpati tahun 1975, dan Widuri Kekasihku di tahun 1976.
Ade juga membintangi belasan film besutan sutradara besar seperti Asrul Sani, di antaranya dalam judul Kemelut Hidup, Suman Djaya dalam Yang Muda Yang Bercinta, juga film yang meraih berbagai penghargaan di Film Festival Indonesia 1981, seperti Gadis Penakluk, dan Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI arahan Arifin C Noer.
Nama besarnya tak surut di makan usia dan zaman. Ia masih dipercaya beradu akting dengan aktor tahun 1990an, seperti Nike Ardilla dan Rano Karno dalam film Kembali Lagi.
Di masa senjanya, Ade masih mendedikasikan hidupnya di layar perak dengan terlibat dalam film Dreams, bersama sejumlah aktor muda seperti Fatin Shidqia Lubis, Morgan Oey, dan juga Mathias Muchus.
Karya dan keringatnya dalam industri film diganjar dengan penghargaan Lifetime Achievement pada Piala Citra 2019.
Rencananya, Ade akan dimakamkan dalam liang lahat yang sama dengan sang suami, Bambang Irawan, di TPU Tanah Kusir, Jakarta, pada Sabtu 18 Januari 2020, pukul 10.00 WIB.
Kisruh TVRI
Ruang kerja Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik TVRI di Kompleks Studio TVRI Senayan, Jakarta disegel. Penyegelan ini sebagai bentuk perlawanan diberhentikannya Helmy Yahya dari jabatan Direktur Utama TVRI oleh Dewan Pengawas lembaga penyiaran publik itu.
Karyawan yang menyegel ruang kerja Dewas Penyiaran Publik TVRI, mengatakan pemberhentian Helmy Yahya dari jabatannnya sebagai Dirut TVRI, adalah arogan. Hal ini dikatakan oleh salah seorang karyawan TVRI, bernama Wawan.
"Penyegelan ini dilakukan bersama-sama dan akan dipertanggungjawabkan bersama-sama juga," ujarnya.
Kabar pemberhentian Helmy Yahya dari jabatannya sebagai Dirut TVRI sudah beredar luas di masyarakat. Hal itu mengemuka sejak munculnya surat Dewan Pengawas TVI No. 8/Dewas/TVRI/2020 ihwal pemberhentian Helmy.
Dalam surat tersebut disebutkan bahwa Helmy dinyatakan tidak bisa mempertanggungjawabkan pembelian hak siar Liga Inggris yang memakan biaya besar.
Anggota Dewan Pengawas (Dewas) LPP TVRI, Kabul Budiono membenarkan surat tersebut dari Dewas LPP TVRI tersebut. Keputusan itu ditetapkan karena pembelaan diri Helmy melalui surat tanggal 17 Desember 2019 berdasarkan suara terbanyak tidak dapat diterima Dewas LPP TVRI.
Dilantik pada akhir 2017, Helmy bertekad untuk merebut kembali hati pemirsa. Ia dilantik bersama beberapa direksi baru lainnya, yaitu Direktur Pengembangan Usaha Rini Padmirehatta, Direktur Program dan Berita Apni Jaya Putra, Direktur Keuangan Isnan Rahmanto, Direktur Umum Tumpak Pasaribu, serta Direktur Teknik, Supriyono.
Atas kejadian ini, Menteri Komunikasi dan Informatika menyatakan belum menerima laporan soal pencopotan Helmy Yahya itu. Ia hanya berharap gonjang-ganjing di internal TVRI tidak mengorbankan pelayanan publik.
Advertisement