Kemarau, Warga Tanggulangin Terpaksa Mandi Air Kotor dan Bau
Musim kemarau panjang yang terjadi sejak Bulan Mei hingga Oktober 2023 menyebabkan air sumur di Dusun Pologunting, Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo berubah warna menjadi coklat pekat dan berbau.
Kondisi tersebut dikeluhkan warga RT 12 yang lokasinya tak jauh dari semburan lumpur Sidoarjo. Mereka menceritakan terpaksa menggunakan air tak layak itu untuk keperluan mandi dan mencuci baju.
Hj Aizzatin, seorang Ibu rumah tangga menyebutkan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak empat bulan terakhir, bahkan hampir terjadi setiap tahun ketika musim kemarau. Akibatnya, IRT berusia 63 tahun itu harus merogoh kantong lebih untuk membeli air bersih guna keperluan memasak dan minum.
"Air buat masak beli, biasanya beli 6 toren Rp15 ribu untuk 10 hari, dihemat untuk masak dan konsumsi saja, karena sumur bau, warnanya juga hitam. Kalau misal cuci baju putih harus pakai air yang beli yang bersih, semuanya di sini beli untuk air bersihnya," ucap Aizzatin, Rabu 18 Oktober 2023.
Hal serupa juga dikeluhkan pelaku UMKM, Siti Isroriyah. Sebagai pemilik warung kopi, ia mengaku senang karena musim kemarau berdampak terhadap penjualan esnya meningkatkan.
"Alhamdulillah kemarau ini banyak yang beli es. Ada peningkatan sedikit. Biasanya 1 galon habis dalam waktu 3 hari, musim kemarau ini 1 galon habis dalam waktu 2 hari. Pernah 1 galon 1 hari," tuturnya.
Kendati demikian, perempuan berusia 40 tahun ini juga mengeluh kurangnya kepedulian dan perhatian pemerintah terhadap pelaku usaha rumahan seperti dirinya.
"Inginnya pemerintah kasih perhatian lebih di musim kemarau gini, karena butuh untuk usaha dan keluarga. Butuh banyak air untuk jualan es dan kopi yang harganya hanya Rp3 ribu, juga untuk jualan es batu harganya Rp6 ribu per 1 wadah besar," ungkap Siti.
Ia mengeluhkan adanya beban ganda karena keadaan air sumur yang hitam dan bau, tidak dapat dikonsumsi, sehingga harus membeli air bersih setiap kali dibutuhkan.
"Jadi mau gak mau kudu sisihkan uang demi beli air bersih apalagi kalau musim kemarau gini. Udah air sebelumnya hitam, bau, pliket (lengket), ditambah lagi harus beli air setiap butuh. Niku griyo kulo nemen kotornya (itu, rumah saya parah kotornya," keluhnya kepada Ngopibareng.id.
Advertisement