Kemarau, Sulawesi Diterjang Banjir? Ini Penjelasannya
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut jika wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Musim kering ini diprediksi berlangsung hingga Oktober nanti. Namun, pada 8 Juli 2021, empat kabupaten di Sulawesi Selatan diterjang banjir. Hujan dan angin juga turun di sejumlah wilayah di Jawa.
Banjir di Sulawesi Selatan
Empat kabupaten di Sulawesi Selatan, diterjang bencana alam banjir dan longsor mengakibatkan puluhan rumah warga rusak parah dan puluhan hektar sawah terendam banjir setelah diguyur hujan selama dua hari, sejak Rabu 7 hingga Kamis 8 Juli 2021.
Kabupaten yang terdampak banjir yakni, Sinjai, Bulukumba, Bantaeng dan Jeneponto. Saat ini, kondisi air di empat daerah tersebut telah surut. Satu warga dilaporkan meninggal akibat banjir tersebut.
Hujan di Musim Kemarau
Sementara, BMKG menyebut jika musim kemarau telah berlangsung di Indonesia. Diprediksi musim kering ini akan berlangsung hingga Oktober 2021.
Hujan yang turun di musim kemarau, menurut BMKG Wilayah IV Makassar disebabkan adanya gangguan di bagian atmosfer.
"Merupakan sebuah anomali atau terdapat suatu gangguan dalam dinamika atmosfer di mana terdapat peran interaksi antara lautan dan atmosfer," jelas Forecaster BMKG Wilayah IV Makassar, Agusmin H, dikutip dari cnnindonesia.com, Minggu 11 Juli 2021.
Pihaknya memantau sejumlah gangguan di atmosfer, seperti pertemuan massa udara (konvergensi) yang mampu meningkatkan dan mendukung aktivitas pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan lebat.
Faktor lain adalah suhu muka laut terutama di perairan Selat Makassar bagian selatan dan sekitarnya yang cukup hangat. Kondisi ini juga akan berkontribusi dalam percepatan pertumbuhan awan-awan hujan.
Berlangsung Pendek
Selain itu, menurutnya dalam musim kemarau, bukan berarti hujan tak muncul sama sekali. Hujan tetap turun, namun dengan intensitas yang jauh berkurang.
Lebih lanjut Agusmin mengatakan ada hal yang perlu menjadi perhatian juga bahwa musim kemarau, bukan berarti tidak ada hujan. "Dan kenapa bisa hujan lebat hingga banjir pada wilayah Sinjai, Bulukumba, Bantaeng dan Jeneponto? Jawabannya terdapat faktor pengganggu," katanya.
Hujan deras yang berlangsung, menurutnya tak akan berumur panjang. Kondisi tersebut bergantung dari berapa lama fenomena yang mengganggu atmosfer tersebut akan hilang. "Biasanya akan berlangsung selama 3 hari atau paling lama seminggu sudah kembali normal," imbuhnya.(Cni)
Advertisement