Kemarau, Ratusan Hektar Lahan Padi di Jombang Krisis Air
Kemarau berdampak pada berkurangnya debit air untuk mengairi lahan padi. Di Jombang sekitar 400 hektar lahan padi terancam gagal panen lantaran tidak mendapat pasokan air yang cukup.
Kondisi itu tampak di Desa Bugasur, Kedaleman, Kecamatan Gudo, kemudian Desa Pucangrejo, Sukoiber, Kedungturi, Sukopinggir, dan Desa Gudo di Kecamatan Gudo.
Di wilayah tersebut, tanaman padi yang rata-rata berusia 45 hingga 60 hari, mengalami pertumbuhan yang terhambat lantaran kurangnya air. Sebagian besar padi tak kunjung berbunga. "Kondisinya seperti yang bisa dilihat, sudah sangat memprihatinkan," kata Soni dikutip dari Kompas, Senin 9 Oktober 2023. Kondisi itu dialami sekitar 350 hektare padi.
Soni menambahkan, kondisi kering di Jombang baru dialami di tahun ini. Kini sejumlah petani yang memiliki modal, mengandalkan diesel air untuk mengairi sawah mereka. Biayanya Rp2,4 juta setiap 1 ru per 7 hektare. Namun ia mengaku tak mampu jika harus terus mengandalkan pompa diesel.
Sedangkan Kepala Bidang Pasca-panen dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Ahmad Jani menyebut kekeringan terjadi lantaran debit sungai irigasi berkurang drastis.
Sebelumnya, Pemkab Jombang telah memberikan informasi pada para petani, agar tak menanam padi sebab potensi kemarau El Nino. Namun masih banyak petani yang tetap menanam padi.
Ia melanjutkan, terdapat 2.198 hektar lahan padi sepanjang Agustus hingga September. Lahan itu tersebar di Kecamatan Gudo, Bandar Kedungmulyo, Perak, Diwek, Ngoro, Mojowarno, Bareng dan Sumobito. Saat ini, sekitar 300 hingga 500 hektar di antaranya mengalami kekurangan air.