Kemarau, Produksi Ikan Air Tawar di Bojonegoro Terancam Turun
Produksi ikan air tawar tahun 2023 di Kabupaten Bojonegoro terancam tidak penuhi target atau bahkan terun. Menyusul terjadinya kekeringan di sejumlah tempat di Bojonegoro akibat kemarau panjang tahun 2023.
Data di Dinas Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Bojonegoro menyebutkan, jumlah produksi produksi budidaya ikan air tawar tahun 2022 silam sebesar 4.875,22 ton. Sedangkan untuk produksi ikan air tawar untuk tahun 2023 dari Januari hingga Agustus belum masuk pendataan.
“Untuk data produksi tahun 2023 dari Januari hingga Agustus ini, belum masuk ujar Kepala Bidang Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro Kholil AS pada ngopibareng.id, Jumat 1 September 2023.
Terkait kemungkinan produksi ikan air tawar di Bojonegoro tahun 2023 turun akibat kemarau panjang, Kholil tidak memberikan jawaban. Dia menyebut, masih menunggu pendataan produksi ikan air tawar tahun 2023.”Kita masih tunggu data, apakah memenuhi target atau tidak,” tandasnya.
Namun diakui, sejumlah kolam ikan, sungai dan embung mengalami penyusutan air bahkan sudah ada yang kering. Kekeringan di area pemeliharaan ikan air tawar ini, masih terjadi.”Menunggu cuaca,” imbuhnya.
Antisipasi Kerugian Peternak Ikan saat Kemarau
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro mengeluarkan imbauan sebagai antisipasi kerugian yang dialami peternak ikan dampak dari kemarau.
Menurut Kholil AS, ada lima cara sebagai antisipasi kerugian bagi peternak ikan. Pertama, mengurangi padat tebar benih ikan. Kedua, mengurangi intensitas dan jumlah pemberian pakan ikan. Tiga, treatment atau resirkulasi air yang telah digunakan agar dapat dimanfaatkan kembali.
Empat, mengganti komoditas ikan yang dibudidayakan ke komoditas ikan yang tidak terlalu banyak memerlukan ganti air kolam. Lima penggunaan probiotik atau bakteri pengurai pada air media, sebagai pengendali amoniak sehingga kualitas air terjaga. “Lima antisipasi sebagai cara terjadi kerugian besar bagi peternak ikan,” tandasnya.
Sementara itu Yantok,49, tahun, salah satu peternak ikan di Kelurahan Klangon, Kecamatan Kota Bojonegoro mengatakan, ikan indukan patin, terpaksa dipindah di kolam permanen/semen dan sebagian dijual. Pasalnya, kolam peliharaan ukuran 15x15 meter per segi, airnya menyusut dan kering. ”Ikan patin sebagian saya jual dan saya pindah, karena air di kolam tanah kering,” ujarnya.
Ikan patin sekitar 2.000 ekor yang dipelihara selama hampir 3 tahun, untuk bakal indukan. Rata-ratanya berat 2 hingga 4 kilo per gram. Ikan tersebut sudah pesanan pengusaha warung makanan dan untuk pemancingan. “Katanya ada yang dimasak dan ada untuk indukan, “ tandasnya.
Sebagai catatan sejumlah empang ikan di Bojonegoro Kota airnya menyusut. Biasanya warga yang kebulan bertempat tinggal dekat dengan Sungai Bengawan Solo—mengambil airnya dengan cara disedot. Untuk keperluan mengairi sawah dan kolam ikan.
Advertisement