Kemarau, Petani Desa Duyung Mojokerto Pilih Tanam Ubi Cilembu
Puluhan petani di Desa Duyung, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, memilih menanami lahannya dengan ubi cilembu, dibanding padi. Ubi dipandang lebih menguntungkan dibanding padi, saat kemarau.
Marsudi, pemilik lahan seluas 6.000 meter persegi menunjukkan lahan ubi cilembunya. Ubinya baru saja tumbuh setelah ia memanen padi. "Karena kemarau saya ganti padi dengan ubi cilembu," katanya kepada Ngopibareng.id, Selasa 11 Oktober 2023.
Menanam ubi cilembu saat kemarau jadi pilihan yang menguntungkan. Meski air irigasi masih mengalir, ubi cilembu tak butuh banyak air layaknya padi. "Lahan saya cukup diari sehari semalam. Disiram lagi nanti setelah 20 hari. Kalau padi butuh air setiap hari," jelasnya.
Air irigasi di desanya dibagi untuk sekitar 50 petani. Ada petugas penjaga air yang memastikan setiap kebun mendapat giliran dari sungai irigasi. "Pak Kamituwo yang ngatur airnya. Dari lahan paling atas dulu. Setelah sehari direndam air, pintu air dibuka sehingga air mengalir ke kebun kedua di bawahnya. Begitu seterusnya," jelas Marsudi.
Lahan petani Desa Duyung berjajar di Kaki Gunung Penanggungan. Bentuknya serupa teras, sehingga memudahkan pembagian air dimulai dari atas.
Selain irit air, ubi cilembu juga tak butuh banyak pupuk layaknya padi. Cukup satu kali pemupukan hingga tiba masa panen. "Ubi bisa dipanen usia 4 bulan sampai 6 bulan. Kalau kebanyakan air, umbinya busuk," terangnya.
Tak hanya lebih mudah dan murah, ubi cilembu menghasilkan lebih banyak dibanding padi. Di lahannya, ia hanya mampu menghasilkan 1,5 ton gabah basah setiap musim panen. Sedangkan panen ubi cilembu, bisa mencapai 20 ton, dalam kondisi yang bagus. "Paling jelek 15 ton lah," lanjutnya.
Harga jualnya juga cukup membuat hati senang. Ubi cilembu dari Desa Duyung dikenal hingga Jakarta. Bahkan Marsudi menyebut, ubinya jauh lebih manis dari ubi yang ditanam di kampung halaman bibit itu, Cilembu di Sumedang, Jawa Barat. "Yang ambil dari Jawa Timur sampai Jakarta. Ini memang lebih manis rasanya dari yang di Jawab Barat. Harganya sekarang 3.000 per kilogram," imbuhnya.
Tahun ini, Marsudi menduga petani di desanya akan lebih lama menanam ubi cilembu dibanding padi. Sebab kemarau yang dirasakan jauh lebih kering dan diduga lebih panjang.
Advertisement