Kemarau Panjang, 3 Desa di Mojokerto Krisis Air Bersih
Musim kemarau penjang mengakibatkan 3 desa di Kabupaten Mojokerto mangalami krisis air bersih. Namun, bantuan dana untuk penanggulangan tersebut telah habis.
Tiga desa yaitu Desa Kunjorowesi dan Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro sejak Mei 2023. Kedua desa tersebut terletak di kaki Gunung Penanggungan sisi utara.
Ancaman kekeringan menghantui 4.937 jiwa penduduk Desa Kunjorowesi. Terdiri dari 3.312 jiwa atau 708 keluarga di Dusun Kandangan dan 1.625 jiwa atau 848 keluarga di Dusun Kunjoro.
Kedua, di Desa Manduro Manggung Gajah, krisis air bersih mengancam 1.861 jiwa. Yaitu 865 jiwa atau 292 keluarga di Dusun Gajah Mungkur dan 996 jiwa atau 305 keluarga di Dusun Buluresik.
Desa ketiga yaitu Desa Duyung, Kecamatan Trawas terletak di sisi barat kaki Gunung Penanggungan. Sulitnya mendapatkan air bersih dialami 791 jiwa atau 256 keluarga di Dusun Bantal.
Selama ini, Pemkab melalui BPBD setempat menyelurkan air bersih dengan menggunakan dana Belanja Tak Terduga (BTT) Pemkab Mojokerto Rp 225 juta.
Dana Belanja Tak Terduga (BTT) untuk bantuan air bersih dari Pemkab Mojokerto habis per hari ini. Untuk sementara, bantuan air bersih untuk ribuan warga akan dilanjutkan dengan dana CSR.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Abdul Khakim menjelaskan, bantuan air bersih tahap 2 telah disalurkan selama 50 hari dengan total sekitar 500 tangki, dimulai pada 6 September hingga kemarin, 25 Oktober 2023.
“Setiap hari 10 truk tangki air bersih dikirim ke 3 desa yang mengalami krisis air bersih. Terdiri dari 4 tangki untuk Desa Kunjorowesi, 3 tangki untuk Desa Manduro Manggung Gajah, serta 3 tangki untuk Desa Duyung,” kata Khakim, Kamis 26 Oktober 2023.
Masing-masing tangki isinya 4.000 liter air bersih. Penyalurannya setiap hari, pengiriman oleh Perumdam Majapahit. “Insya Allah sudah memenuhi 100 persen. Karena masyarakat tidak ada komplain kekurangan,” terangnya.
Karena dana dari Pemkab melalui BTT telah habis, maka bantuan akan dilanjutkan menggunakan dana CSR. “Kalau CSR 33 tangki cukup untuk 3 hari. Selanjutnya mungkin desa bisa mengusulkan lagi ke Pemkab Mojokerto,” jelasnya.
Berdasarkan prakiraan BMKG, awal musim hujan secara bertahap mulai awal November nanti. Prakiraan ini menjadi salah satu dasar bagi BPBD menyalurkan bantuan air bersih hanya sampai 25 Oktober.
“Prakiraan BMKG masalah kekeringan dan SK tanggap darurat Bupati Mojokerto yang dimulai sejak Juni hingga Oktober ini,” tandasnya.