Kemarau Lebih Kering hingga November, Wilayah Utara Diguyur Hujan
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingatkan potensi kemarau lebih kering sepanjang September hingga November 2023. Namun sejumlah wilayah di bagian Utara disebut tak terdampak El Nino dan tetap mengalami curah hujan.
Peneliti dan Pakar Klimatologi BRIN Erma Yulihastin menyebut kemungkinan kemarau akan lebih kering dan lebih panjang di tahun 2023. BRIN memprakirakan, musim kemarau dan kering akan muncul sepanjang September hingga November 2023. Hasil itu didapat dari model prediksi deterministik yang dilakukan BRIN.
Selain itu, berdasarkan model prediksi ensembel dari ECMWF tampak bahwa sebagian wilayah Indonesia konsisten mengalami kemarau dan kering, khususnya di wilayah selatan, bahkan hingga Desember.
"Panas dan kering. Sampai 37 derajat Celsius. Bandung juga sampai 35 derajat Celsius, sudah mirip Jakarta, Surabaya," kata Erma dikutip dari media sosialnya, pada Sabtu 7 Oktober 2023.
Ia menambahkan jika kondisi panas dan kering akan menjadi fenomena yang berkepanjangan, serta berdampak buruk pada kesehatan juga lingkungan. "Kita harus melihat ini kondisi yang terus berlanjut dan melakukan mitigasi dan adaptasi," lanjutnya.
Wilayah Utara Hujan
Namun beberapa wilayah di utara Indonesia disebut tidak terdampak kemarau dan fenomena El Nino. Menurutnya terdapat tekanan rendah terbentuk di Laut China Selatan dan kemudian memicu munculnya awan di wilayah tersebut.
Antara lain di Sumatera bagian utara, Tanjung Pinang, Batam, di wilayah sekitar Selat Karimata, juga di Kalimantan dan Papua bagian utara. "Ini wilayah yang tidak terpengaruh El Nino, sebab proses di skala meso lebih dominan," imbuhnya.
Advertisement