Kemarau Jadi Berkah Petani Tembakau Lamongan
Musim kemarau membawa berkah tersendiri bagi petani tembakau di Kabupaten Lamongan. Dengan terik matahari berkepanjangan menjadikan hasil panenan tembakau berkualitas bagus.
Petani tembakau di Kabupaten Lamongan tersebar di beberapa desa Kecamatan Kedungpring, Modo dan sebagian Sugio. Selama musim kemarau petani lebih suka bercocok tanam tembakau dari pada jagung atau jenis palawija lainnnya.
"Harga tembakau lebih tinggi dibanding jagung atau palawija lainnya. Apalagi petani sudah cukup pengalaman merawat tembakau, " kata petani asal Kedungwaras, Kecamatan Modo Syukur.
Ada beberapa jenis tembakau yang ditanam petani Kedungpring, di antaranya yaitu jenis Virginia, jenis 45 dan jenis Paiton.
Saat ini mendekati masuk musim penghujan hampir semua petani telah mengakhiri masa panen. Namun mereka masih memiliki 'celengan' (simpanan) rajangan tembakau dirumah yang bisa dijual kapanpun saat butuh uang.
"Harga tembakau rajangan saat ini sudah turun sekitar Rp 20 ribu dikarenakan setelah daun dipetik beberapa kali kwalitasnya menurun," ungkap petani lainnya Sukardi.
Harga cukup tinggi terjadi saat awal panen pada bulan September. Untuk satu kilogram tembakau rajangan harganya mencapai Rp32 ribu.
"Daun paling atas harganya paling tinggi karena kualitasnya paling bagus.Harga terus menurun untuk petikan daun berikutnya," ujar petani lainnya asal Desa Nguwok, Kecamatan Modo.
Untuk pemasaran petani tembakau cukup mengirim ke beberapa gudang pengepul yang telah bermitra dengan perusahaan rokok nasional. (tok)