Kemarau Ekstrem, Malang Antisipasi agar Petani tak Menjerit
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mengantisipasi adanya potensi bencana kekeringan yang mengancam lahan pertanian. Hal ini menyusul prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa pada semester II 2023 akan ada fenomena El Nino atau kemarau ekstrem.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang Avicenna Medisica Saniputera mengatakan bahwa langkah antisipasi sudah dilakukan. Langkah antisipasi itu yakni dengan pemeliharaan irigasi dan penampungan air atau embung.
"Salah satu upaya untuk mengantisipasi adanya kemarau ekstrem adalah dengan melakukan pembersihan dan pemeliharaan saluran irigasi serta embung atau danau kecil penampung air," ujarnya pada Kamis 8 Juni 2023.
Sejumlah wilayah yang telah melakukan pemeliharaan termasuk menggunakan sistem irigasi pipa berada di wilayah Kecamatan Pujon, Ngantang, Donomulyo, Bantur, Sumawe, Gedangan hingga Kecamatan Pagak.
"Wilayah itu terutama di selatan yang diantisipasi," katanya.
Avicenna mengatakan bahwa para petani juga bisa memanfaatkan embung atau danau-danau kecil untuk penampungan air. Apalagi hingga saat ini wilayah Malang Raya masih tercatat turun hujan.
“Memang ada prediksi potensi El Nino tapi melihat saat ini masih ada hujan semoga tidak terlalu berdampak terhadap komoditas pertanian dan perkebunan,” ujarnya.
Avicenna menambahkan bahwa lahan pertanian hortikultura di Kecamatan Pujon dan Ngantang serta lahan perkebunan untuk komoditas tembakau sudah menggunakan irigasi perpipaan.
"Untuk tanaman pangan mudah-mudahan tetap bisa berjalan sesuai rencana tanam. Sehingga produksi bisa tetap terpenuhi," katanya.
Advertisement