Kemarau, Dua Kecamatan di Nganjuk Terancam Krisis Air Bersih
Sejumlah desa di dua kecamatan di Kabupaten Nganjuk terancam krisis air. Menyusul puncak musim kemarau yang dipresiksi terjadi pada Juli-Agustus 2023 ini.
Sedangkan daerah yang tercancam krisis air, yaitu Desa Ngepung, Prayungan, Pinggir dan Desa Sumbersono di Kecamatan Lengkong. Kemudian Desa Pule, Pulowetan dan Desa Dawuhan di Kecamatan Jatikalen.
Demikian prediksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk, terkait puncak musim kemarau pada 2023 ini.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Nganjuk. Abdul Wakhid untuk mengantisipasi terjadinya musim kemarau panjang, BPBD telah mengambil inisiatif dan mempersiapkan sarana prasarana. Yaitu menunjang suplai kebutuhan air di daerah yang berpotensi kekeringan dan krisis air bersih.
Fasilitas yang disiapkan, 2 unit armada truk tangki, 11 tandon dengan kapasitas 2.200 liter dan 1.200 liter, serta 270 jeriken berkapasitas 25 liter, 10 unit kendaraan operasional roda dua. Selain itu, beberapa desa juga telah dilengkapi dengan prasarana penunjang, seperti Desa Ngepung dengan 12 unit tandon dan 125 jeriken, Desa Perning dengan 2 unit tandon, dan Desa Pule dengan 1 unit tandon.
“Fasilitas pendukung untuk antisipasi kekeringan dan krisis air sudah kita persiapkan,’’ ujar Abdul Wakhid, dikutip dilaman nganjukkab, 22 Juni 2023.
Kegiatan lain, BPBD juga telah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi ke masyarakat terkait dengan potensi kekeringan. Juga sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya konservasi air dan pengelolaan sumber daya air secara efisien.
Pihak BPBD menghimbau warga mempersiapkan diri dan memanfaatkan sumber air dari sumur-sumur sawah sebagai salah satu upaya mengatasi krisis air bersih. “Sumur-sumur sawah dapat menjadi alternatif sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat saat pasokan air bersih terbatas,” pungkasnya.
Advertisement