Keluarga Sempat Tak Restui Pernikahan Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya
Keluarga Puji Kuswati, pelaku bom bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia Diponegoro, Surabaya, sempat tak merestui pernikahan Puji dengan Dita Oeprianto.
Perwakilan keluarga Puji, Rusiono mengatakan, keluarganya tidak merestui pernikahan Puji dan Dita dikarenakan perilaku Dita yang dianggap tertutup dan tidak bisa dekat dengan keluarga.
"Tapi, akhirnya mereka tetap melangsungkan pernikahan dan diurusi oleh keluarga angkatnya yang di Magetan. Ya keluarga di Banyuwangi akhirnya menerima," ujarnya.
Selama menikah, Puji pun mengikuti sikap suaminya. Ia jarang bergaul dan menjadi pribadi yang lebih tertutup. Bahkan, ia juga mulai jarang berkomunikasi dan berkunjung ke keluarganya yang di Banyuwangi.
Rusiono pun mengaku tidak mengetahui aktivitas sehari-hari Puji dan suaminya, karena mereka tinggal di Surabaya. Meski begitu, keluarga Puji di Banyuwangi masih memperhatikan kebutuhan Puji.
Orangtua kandungnya bahkan pernah membelikan Puji rumah seharga Rp 600 juta dan dua kali membelikan mobil. Namun, semuanya telah dijual oleh Dita dan Puji.
Terakhir, satu mobil yang dibelikan oleh keluarga Puji adalah Toyota Avanza yang dikendarai Dita Oeprianto saat meledakkan diri di Gereja Pantekosta Pusat, Surabaya.
"Dua mobil yang dibelikan dijual semua. Jadi mobil ketiga yang terakhir dibelikan, BPKB-nya tidak diberikan karena takut dijual. Tapi ternyata mobil itu yang digunakan untuk bom bunuh diri oleh suaminya, Puji," ujar Rusiono.
Diketahui, Puji Kuswati melakukan bom bunuh diri bersama dua anak perempuannya, Fadhila dan Pamela Riskita, di GKI Diponegoro. Sementara kedua anak laki-lakinya, Yusuf Fadil dan Firman Halim, meledakkan diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya, dengan mengendarai sepeda motor. Sementara sang suami, Dita melakukan bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat dengan mengendarai mobil. (*)
Advertisement