Pendiri Al-Falah Marah karena Masjid Tak Selenggarakan Jumatan?
Keputusan Takmir Masjid Al-Falah Surabaya untuk tak menggelar salat Jumat siang tadi memang keputusan yang sulit. Takmir Masjid Alf-Falah Surabaya pun sudah memprediksikan keputusan ini akan menjadi pro dan kontra di antara jemaah Masjid Al-Falah Surabaya.
Seperti video pendek yang beredar grup WhatsApp. Ada seorang jemaah Masjid Al-Falah Surabaya yang emosi karena Masjid Al-Falah Surabaya tak selenggarakan salat Jumat. Pria sepuh ini diduga datang ketika akan menunaikan salat Jumat di Masjid Al-Falah Surabaya. Namun, saat tiba di Masjid Al-Falah pria ini merasa kecewa karena masjid yang terletak di Jalan Darmo ini ternyata tak menggelar salat Jumat seperti biasanya.
"Tolong dibuka," kata pria dengan nada emosi.
Mengetahui ada jemaahnya yang sedang emosi, beberapa orang yang diduga pengurus takmir dengan sabar pun memberikan penjelasan. Salah seorang di antaranya, menjelaskan jika Takmir Masjid Al-Falah memutuskan tak melaksanakan salat Jumat siang tadi, karena sudah menjadi keputusan.
"Keputusan siapa? Pemerintah? Berarti pemerintah juga PKI. Orang mau sembahyang kok tidak boleh. Sekarang buka," kata pria sepuh tersebut.
Wirawan Pradono, juru bicara Masjid Al-Falah Surabaya menyebut jika pria sepuh tersebut juga mengaku jika pendiri Masjid Al-Falah adalah pamannya. "Namun kami belum mengecek lebih dalam apakah benar yang diucapkan oleh beliau tersebut," kata Wirawan saat dihubungi Ngopibareng.id.
Kata dia, video pendek yang sudah tersebar itu, sebenarnya juga sudah disampaikan kepada pengurus. Namun, video tersebut juga belum menjadi pembahasan khusus di antara pengurus Takmir Masjid Al-Falah.
"Memang sebelumnya beberapa orang pernah mengklaim sebagai keluarga pendiri Masjid Al-Falah," terang Wirawan.
Sebelumnnya diberitakan, Masjid Al Falah di Jalan Raya Darmo, Wonokromo, memutuskan untuk tidak menggelar salat Jumat, pada 20 Maret 2020. Keputusan yang sulit diambil itu berimbas pada peniadaan salat Jumat yang pertama kali sejak masjid berdiri di tahun 1970an.
Humas Masjid Al Falah, Wirawan Dwi menuturkan jika keputusan itu diambil setelah berdikusi selama tiga hari terakhir. “Kami memiliki Dewan Syariah. Dan setelah mengkaji mudharatnya, kami memutuskan untuk meniadakan salat Jumat,” kata Wirawan dihubungi lewat Whatsapp, Jumat 20 Maret 2020.
Keputusan itu diambil setelah menghitung sisi mudaratnya. Dewan Syariah masjid setempat beranggapan jika kondisi saat ini termasuk darurat. “ Mana mudarat yang lebih kecil, dan mudarat yang lebih kecil adalah ketika meniadakan salat Jumat,” katanya.
Sejumlah pertimbangannya antara lain tentang kapasitas masjid yang mampu menampung hingga 4.000 jemaah. Jumlah jemaah menurutnya selalu banyak di setiap Jumatan. Panitia merasa kesulitan untuk meminimalisir terjadinya gesekan antara jemaah.
“Saya bayangkan, jiak ada satu atau beberapa jemaah yang terinfeksi corona, maka masya Allah luar biasa dampaknya,” katanya.
Advertisement