Keluarga Anggap Sudah Selesai, tapi Masih Sebel dengan Pihak Puskesmas
Meski kasus jarum yang tertinggal di jalan lahir adiknya sudah dianggap selesai, namun keluarga Sunti masih merasa sebel dengan pemutarbalikan fakta yang dilakukan oleh manajemen Puskesmas Cepu. Penjelasan Kepala UPT Puskesmas Cepu, dr Puji Basuki sebelumnya mengatakan bahwa kasus jarum tertinggal di dalam tubuh adalah hal yang biasa.
Menurut dia, dalam dunia medis adanya benda asing dalam tubuh itu disebut corpal (corpus alienum). Misalnya pasien dengan luka tertusuk jarum di jari tangan dengan patahan jarum tertinggal dalam tubuh.
"Itu lazim terjadi sesudah persalinan. Kadang tertinggal benang juga. Tetapi, untuk kasus persalinan, ini baru yang pertama," kata dr. Puji Basuki.
Selain menganggap wajar kasus benda asing tertinggal dalam tubuh tubuh pasien, dr Puji Basuki juga menyatakan bahwa jarum yang tertinggal dalam tubuh Sunti masih utuh alias tidak patah.
Nurul Sajidah, kakak kandung Sunti Suprapti (24) terang saja tak bisa menerima pernyataan Kepala Puskesmas Cepu tersebut. Kata dia berdasarkan hasil operasi pengambilan benda asing, begitu dikeluarkan jarum itu kondisinya patah dan warnanya sudah menguning. Posisinya pun sudah bergeser dari posisi semula.
"Saat akan dilakukan operasi pengambilan jarum, dirontgen ulang. Ternyata posisinya sudah bergeser dari posisi semula. Kalau dibiarkan terus bisa sampai ke jantung," kata Nurul.
Nurul juga terganggu dengan pernyataan pihak puskesmas yang menyatakan tidak ada penyitaan handphone. Padahal, handphone adik saya itu dibawa bidan dan ditaruh di dalam sakunya. Kemudian adik saya tidak diperbolehkan menghubungi keluarga," ungkapnya.
Bahkan seusai operasi, sambung Nurul, bidan tersebut berpesan supaya keluarga Sunti tidak menceritakan kejadian itu kepada orang lain.
"Biar saya yang bertanggung jawab semuanya," ungkap Nurul menirukan pesan bidan tersebut. "Jelaskan saja apa yang terjadi. Kami tak masalah kok karena sudah ditangani dengan baik," ucap Nurul.
Sebelumnya diberitakan Sunti Suprapti pada Jumat 16 Maret lalu menjalani proses persalinan di Puskesmas Cepu dengan didampingi oleh keluarganya. Keesokan harinya, 17 Maret dinihari, sekitar pukul 00.05 WIB Sunti berhasil melahirkan dengan selamat.
Kakak kandung Sunti, Nurul Sujidah (39), menceritakan, setelah menjalani persalinan, bidan Puskesmas yang berinisial G pun menjahit jalan lahir di jabang lahir Sunti. Namun entah bagaimana ceritanya, saat menjahit jalan lahir itu, ternyata jarumnya patah. Parahnya lagi, si bidan G mengira, jika patahan jarum tersebut jatuh ke lantai. Ia pun dengan santai meminta jarum pengganti yang melanjutkan jahitan.
Usai menjahit jalan lahir, anak Sunti, bidan itu pun kemudian mencoba mencari kembali patahan jarum yang belum ia temukan. Tapi tetap saja, patahan jarum itu tak ditemukan oleh sang bidan. (amt)