Inflasi Terbesar di Kota Malang, Ternyata Ini Penyebabnya
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat Bumi Arema mengalami inflasi pada Agustus 2019 sebesar 0,19 persen. Pemicu terbesarnya, kenaikan harga kelompok sandang, termasuk make up dan pakaian wanita seperti daster.
Angka tersebut lebih tinggi dari inflasi Jawa Timur (Jatim) sebesar 0,03 poin yang tercatat 0,16 persen.
Kepala BPS Kota Malang, Sunaryo mengatakan, kelompok pengeluaran sandang tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,30 persen, dengan beberapa komoditas yang mendorong kenaikan adalah emas perhiasan dan pakaian wanita.
"Kenaikan tertinggi berada di kelompok sandang, ada kenaikan di emas perhiasan dan pakaian wanita," kata Sunaryo, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin, 2 September 2019.
Selain itu Sunaryo menuturkan, pemicu inflasi di Kota Malang tersebut, juga didorong adanya kenaikan pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,36 persen.
Kemudian diikuti kelompok pengeluaran pendidikan sebesar 0,30 persen, bahan makanan 0,26 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,03 persen.
"Komoditas perawatan tubuh seperti hand body lotion, parfum dan shampo di kelompok kesehatan naik juga, andilnya 0,03 persen terhadap inflasi," terangnya.
Sunaryo menambahkan, tarif pendidikan SD juga menjadi penyumbang inflasi, yang mengalami kenaikan 10,9 persen dengan andil 0,1 persen dan untuk SMP naik 8,58 persen dengan andil 0,06 persen terhadap inflasi.
Sedangkan tarif pendidikan SMA, mengalami penurunan harga sebesar 16,9 persen dengan andil menekan inflasi sebesar -0,15 persen.
"Karena saat ini SMA kan kewenangan di tingkat provinsi, ada bantuan, jadi tidak menunjukkan kenaikan dan malah deflasi," tuturnya.
Selain tarif pendidikan SMA, Sunaryo mengatakan kelompok pengeluaran yakni transportasi, komunikasi, jasa, dan keuangan juga tercatat mengalami deflasi atau penurunan sebesar 0,34 persen.
"Menyumbang deflasi sebesar -0,34 persen, terutama di tarif taksi dan angkutan udara. Karena, secara nasional ada aturan penurunan batas atas tarif kedua komoditas ini," tuturnya.
Perlu diketahui ada 10 komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Malang yaitu cabai rawit, tarif SD, upah tukang, tarif SMP, emas perhiasan, daging ayam ras, semen, cabai merah, kacang panjang, serta buah apel. Sementara
10 komoditas penghambat inflasi yakni tarif SMA, angkutan udara, tomat sayur, bawang putih, bawang merah, tongkol pindang, tauge atau kecambah, wortel, bahan bakar rumah tangga, dan labu siam.