Kelompok Ahmad Massoud Mengancam Taliban
Afghanistan terancam perang saudara. Ahmad Massoud, pemimpin Front Perlawanan Nasional (NRF) anti-Taliban memperingatkan perang saudara tidak dapat dihindari jika penguasa baru Afghanistan menolak dialog. Kelompok ini masih menguasai negara bagian Panjshir, yang belum ditaklukkan oleh pasukan Taliban.
Ahmad Massoud, 32 tahun, putra Ahmad Shah Massoud yang merupakan salah satu pemimpin utama perlawanan anti-Soviet Afghanistan pada 1980-an, mengatakan dia tidak akan menyerahkan daerah-daerah di bawah kendalinya kepada Taliban. Ahmad Shah Massoud dibunuh dua hari sebelum serangan terhadap gedung kembar WTC 11 September 2001.
Ahmad Massoud, lulusan Akademi Militer Kerajaan Sandurst dan putra sulung Ahmad Shah Massoud menyerukan pembentukan pemerintah yang komprehensif untuk memerintah negara dengan partisipasi Taliban, katanya kepada saluran TV Al Arabiya, sebagaimana dikutip TRT World.
Sementara itu, Taliban mengatakan bahwa ratusan pasukannya sedang menuju ke Lembah Panjshir, salah satu dari sedikit bagian Afghanistan yang belum dikendalikannya.
Sejak Taliban menguasai negara itu menyusul serangan kilat ke ibu kota Kabul, ribuan orang telah pergi ke wilayah Panjshir utara untuk bergabung dalam pertempuran dan menemukan tempat yang aman untuk melanjutkan hidup mereka.
Sejak Taliban menguasai negara itu menyusul serangan kilat ke ibu kota Kabul, ribuan orang telah pergi ke wilayah Panjshir utara untuk bergabung dengan Front Perlawanan Nasional anti-Taliban yang dipimpin Ahmad Massoud, kata Ali Maisam Nazary, juru bicara Front Perlawanan Nasional (NRF).
Mantan pasukan pemerintah Afghanistan yang membentuk milisi di lembah berbenteng sedang bersiap untuk konflik jangka panjang, tetapi juga berusaha untuk bernegosiasi dengan Taliban, kata Ali Maisam Nazary kepada kantor berita AFP. Di wilayah Panjshir, Ahmad Massoud telah mengumpulkan kekuatan tempur sekitar 9.000 orang, Nazary menambahkan.
Tujuan utama NRF adalah untuk menghindari pertumpahan darah lebih lanjut di Afghanistan dan mendesak sistem pemerintahan baru. Namun Nazary mengatakan kelompok itu juga siap menghadapi konflik, dan jika Taliban tidak berunding, mereka akan menghadapi pertempuran di seluruh negeri.
“Syarat untuk kesepakatan damai dengan Taliban adalah desentralisasi, sebuah sistem yang menjamin keadilan sosial, kesetaraan, hak, dan kebebasan untuk semua,” kata Ali Nazary, kepala hubungan luar negeri NRF. Jika Taliban tidak setuju kesepakatan damai, akan pecah konflik jangka panjang. (nis)
Advertisement