Kelo Kuning Kutuk, yang Pedes-pedes Menu Andalan Lamongan
Sungguh beragam kuliner Lamongan. Kali ini, tentang kekhasan lain yang kemungkinan banyak orang belum mengetahui. Yakni, sayur ikan.
Bahwa masyarakat Lamongan apalagi di pedesaan sayur ikan atau ikan yang disayur berkuah, itu sudah menjadi makanan sehari-hari. Entah itu, ikan tombro, mujair atau ikan kutuk yang umum disebut ikan gabus.
Ikan lele sekalipun. Selama ini mungkin orang mengenal sebatas penyet lele. Tetapi, di Lamongan lele pun bisa dimasak sayur berkuah. Dan, semua jenis menu sayur ikan itu terasa nikmatnya. Tetapi ingat dengan rasa khasnya, rata-rata pedas.
Hanya, dari sekian banyak jenis menu sayur itu, yang cukup memasyarakat adalah sayur ikan Kelo Kuning Kutuk (Sayur Kuning Kutuk/Ikan Gabus). Tidak susah mencarinya. Hampir di setiap warung makanan ada.
Khususnya lagi di Lamongan kawasan tengah, yang dikenal sebagai kawasan penghasil ikan air tawar. Termasuk penghasil jenis ikan yang dijadikan sebagai bahan sayur ikan tadi.
Kelo Kuning Kutuk ada yang menyebutnya dengan asem-asem kutuk. Karena sayur kuah masakan ini memang sejenis sayur asem pada umumnya. Bedanya, ada tambahan rempah, warna kuning dan rasanya pedas.
"Warna kuning ini warna dari kunir. Sedang kunir sendiri berfungsi untuk menghilangkan rasa dan bau amis pada ikan, " tutur Azizah, pemilik warung SMS di Jalan Soemargo, Lamongan, Selasa 1 Nopember 2022.
Demikian pula untuk rasa pedas, lanjut Azizah, juga bisa membantu menghilangkan rasa amis. Tetapi, semua jenis masakan Kelo Kuning Kutuk yang pedas itu sudah merupakan rasa yang diwariskan dari leluhur sebelumnya.
Kalaupun ada yang dimasak tidak pedas, biasanya akan disediakan sambal tersendiri. Dan, biasanya dilengkapi dengan kutuk goreng plus telur kutuk yang digoreng juga. Sajian seperti ini biasanya ada si Lamongan kawasan selatan. Seperti Mantup, Kembangbahu, Sugio dan sekitarnya.
"Soal rasa kita tinggal meneruskan saja. Kalau Kelo Kuning Kutuk tidak pedas terasa aneh jadinya. Karena lidah masyarakat selama ini menikmatinya sudah terbiasa pedas, "terangnya.
Waktu untuk menikmati Kelo Kutuk Kuning, biasanya siang atau malam hari. Karena, warung-warung yang menyediakan menu tersebut buka siang dan malam hari.
Disediakan sepiring nasi putih atau nasi jagung, lalu semangkuk Kelo Kuning Kutuk. Biasa orang melengkapi makanan itu dengan menambah krupuk.
"Ketika siang-siang, kita rame-rame makan kelo kuning kutuk, rasane urip maneh. Moto padang (Rasanya hidup kembali. mata kembali terang), " ujar Slamet, langganan salah satu warung SMS.
Sekalipun Kelo Kuning Kutuk mudah didapat di Lamongan, tetapi warung yang terkadang tidak bisa menjual berlama-lama. Terkadang baru setengah hari sudah habis.
Selain karena laris manis, ternyata banyaknya masakan terbatas. Alasannya, ikan kutuk itu musiman. Suatu saat banyak tersedia, di waktu tertentu sulit didapat dipasaran.
Karena terbilang langka. Kalau pas lagi musim harga per kilogram hanya Rp 30-35 ribu. Tetapi jika sedang tidak musim bisa mencapai Rp 80 ribu.
"Untuk bisa mendapatkannya, kita kadang pesan dulu. Kalau tidak langganan, kadang juga tidak dikasih, " kata Anis, pemilik warung di Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo, Lamongan.
Advertisement