Kelenteng di Surabaya Tak Gelar Ibadah Imlek
Beberapa tempat ibadah umat Konghucu di Surabaya tidak menggelar ibadah Imlek secara massal. Hal tersebut lantaran dalam perayaan tahun baru China itu masih di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu Kelenteng yang tak mengadakan ibadah Imlek pada tahun 2021 ini adalah, Kelenteng Hok An Kiong atau Kelenteng Suka Loka, yang berada di Jalan Cokelat, Pabean, Surabaya.
Pengurus Kelenteng Hok An Kiong, Ida Trilanksanawati mengatakan, meski tidak mengadakan ibadah secara massal, pihak pengelola tidak menutup kelenteng agar tetap bisa dikunjungi.
"Malam tahun baru kita biasanya buka dari malam sampai pagi. Kalau tahun ini kita tutup. Buka pukul 06.00-18.00 WIB, besoknya juga," kata Ida, kepada Ngopibareng.id, Minggu, 7 Februari 2021.
Karena masih dibuka, kata Ida, dirinya dan para pengurus bakal menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, seperti membatasi jumlah pengunjung yang masuk, hingga menyediakan tempat cuci tangan.
“Protokol kesehatan memang ada. Kita juga akan batasi jumlah pengunjung, supaya tidak banyak orang di dalam kelenteng, kita suruh menunggu di luar saja, bergantian saja masuknya,” jelasnya.
Dengan jatuhnya tahun baru Imlek di tengah pandemi Covid-19 ini, Ida pun pasrah dengan keadaan yang terjadi. Namun dirinya tetap berdoa agar dalam perayaan tahun baru berikutnya dapat dijalani dengan normal.
“Keadaanya seperti ini, kita mau bagaimana lagi. Ya kita berharap agar Imlek pada tahun depan pandemi Covid-19 ini sudah habis, bisa kembali lagi seperti dulu, normal,” ucapnya.
Meski demikian, Ida mengungkapkan bahwa pihak pengurus kelenteng tetap melakukan pembersihan patung seperti biasanya. Pasalnya, hal tersebut bersifat wajib, karena untuk menghormati para dewa.
Sementara itu, pengurus Klenteng Hong San Koo Tee di Jalan Cokroaminoto, Surabaya, juga tidak mengadakan ibadah secara massal saat Imlek nanti. Mereka juga tak menggelar arak-arakan barongsai.
Pengurus Klenteng Hong San Koo Tee, Sudirman Delta, beralasan, jika pengurus tetap mengadakan perayaan seperti biasanya, dikhawatirkan malah menimbulkan kerumunan masyarakat.
"Biasanya sembahyang bersama. Perayaan dengan barongsai, dewa rezeki, itu ditiadakan semua. Karena tempatnya kecil, kalau diadakan takutnya berkerumun orang-orang,” kata Sudirman.
Meski demikian, sama seperti di Kelenteng Hok An Kiong, pengurus Kelenteng Hong San Koo Tee tetap membuka akses bagi umat yang ingin bersembahyang. Namun, tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Kemarin kami hitung sekitar 20 orang yang masuk. Mungkin nanti bergantian. Nanti kami sediakan kursi untuk sembahyang, biar nggak ramai," tutupnya.
Advertisement