Kelas Bobrok, Siswa Belajar di Perpus dan Mushala
Kondisi tiga ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tongas Wetan 4, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo sungguh memprihatinkn. Takut atapnya ambruk, puluhan siswa kelas III, IV, dan V pun dipindahkan ke ruang perpustakaan (perpus) dan mushala di komplek sekolah tersebut.
“Terpaksa kami belajar berjubel di ruang perpustakaan dan mushala, daripada tetap di kelas khawatir atapnya ambruk,” ujar Yunita Aprilia, siswa kelas V, Sabtu, 29 September 2018. Dikatakan dirinya, juga puluhan siswa lain berharap pemerintah segera memperbaiki tiga ruang kelas yang nyaris ambruk.
Keprihatinan serupa diungkapkan Sholeha (40), walimurid SDN Tongas Wetan 4. “Kasihan anak-anak belajar di mushala dan perpustakaan. Semoga ruang kelas secepatnya diperbaiki,” ujarnya.
Sementara Uslan, guru agama di SDN Tongas Wetan 4 mengatakan, kerusakan tiga ruang kelas di sekolahnya sudah terlihat sejak 2016 silam. “Padahal tiga kelas yang rusak itu pada 2012 sudah direhab tetapi baru empat tahun sudah mulai rusak,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan, ruang kelas III terlihat paling parah kerusakannya. Dari luar juga terlihat, pelur bangunan sekolah beratap genteng itu terlihat tidak simetris (lurus) lagi tetapi melengkung di bagian tengahnya.
Sejumlah blandar dan reng juga terlihat lapuk akibat terkena panas dan hujan. Lebih parah lagi, sebagian plafon terlihat jebol dan jatuh di lantai, sebagian menggantung.
Awalnya, ruang kelas IV yang kerusakannya paling ringan masih ditempati kegiatan belajar mengajar (KBM). “Tetapi khawatir ambruk, KBM akhirnya dipindahkan,” ujar Uslan.
Terkait kerusakan tiga ruang kelas didapat pengakuan mengejutkan dari Kepala SDN Tongas Wetan 4, Kasiyati. Ia mengaku, sudah sembilan kali mengajukan permomohan ke Pemkab Probolinggo agar ada perbaikan ruang kelas yang rusak. Tetapi hingga kini perbaikan tiga ruang kelas itu belum juga terwujud.
Kepada wartawan yang menghubunginya melalui telepon selular, Kasiyati mengakui, pernah dipanggil Pemkab Probolinggo. “Pemkab mengatakan, kami dijanjikan akan dibantu melalui dana Tata Kelola (Takola) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujarnya, Sabtu sore.
Ditanya, kapan dana Takola yang disalurkan melalui Direktorat Pembinaan SD pada Kemendikbud itu dicairkan, Kasiyati mengaku, tidak tahu kepastiannya.
"Mudah-mudahan bisa secepatnya mengingat tiga ruang kelas di sekolah kami sudah rusak parah,” ujarnya.
Ditanya mengapa tiga ruang kelas itu sudah rusak sejak 2014 padahal pernah direnovasi pada 2012, Kasiyati menduga pekerjaan kontraktor (CV) kurang bagus. “Pada 2014 lalu pernah direhab oleh rekanan, tetapi baru dua tahun yakni sejak 2014 sudah mulai rusak,” ujarnya. (isa)
Advertisement