Kelaparan Berujung Tewasnya Masyarakat Suku Mausu Ane, Ini Penjelasan Pemerintah
Pemerintah segera menangani kasus gizi buruk yang terjadi di Kampung Siahari, Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Setelah mendapatkan laporan adanya kelaparan yang melanda komunitas terasing Suku Mausu Ane di Provinsi Maluku, pada Selasa 24 Juli 2018, Dinas Kesehatan Maluku Tengah juga menurunkan tim.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kantor Staf Presiden, lokasi Kampung Siahari hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki selama kurang lebih 15-20 jam perjalanan dari desa terdekat. Tim yang diturunkan terdiri atas 5 petugas kesehatan dan 10 prajurit TNI. Mereka membawa beras dan makanan dan minuman tambahan, melewati jalan setapak dan menyeberangi sungai.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, menjelaskan dirinya sudah berkoordinasi dengan kementerian teknis, para petugas di lapangan untuk mengatasi kejadian gizi buruk ini, termasuk menurunkan tim. "Sebagaimana kasus yang sebelumnya terjadi di Asmat, Papua, Pemerintah memberikan perhatian serius pada kejadian gizi buruk di Maluku Tengah," ujarnya.
Suku Mausu Ane adalah kelompok masyarakat terasing yang pola hidupnya berpindah-pindah untuk mendapatkan makanan. Di lokasi, petugas kesehatan dan prajurit TNI menemukan korban meninggal dunia sebanyak 2 orang, 1 orang lansia, dan 1 anak difabel yang ditinggal oleh kelompoknya yang sudah berpindah lokasi dari tempat ditemukannya para korban tersebut.
Sehari kemudian, Rabu 25 Juli 2018, para petugas lapangan mengirimkan bantuan logistik makanan dan minuman kepada kelompok masyarakat ini.
Para petugas lapangan kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan terhadap anggota masyarakat Suku Mausu Ane yang sakit. Mereka sebagian menderita muntaber karena meminum air sungai yang belum dimasak, dan oleh petugas kesehatan sudah diberikan pengobatan.
Tim dari Kantor Staf Presiden sebelumnya juga telah terjun ke lapangan untuk memastikan penanganan gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Saat ini tim dari Kantor Staf Presiden terus berkoordinasi dengan para petugas di lapangan untuk menangani kejadian tersebut.
“Kami menemukan ada keluarga yang anggotanya mengidap tuberkulosis kronis dan memerlukan penanganan segera. Keluarga lainnya tidak mau memeriksakan diri karena alasan keyakinan. Kasus gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Lebak, bukan semata-mata masalah asupan makanan atau akses terhadap layanan kesehatan, melainkan karena latar belakang penyakit kronis dan faktor eksternal lainnya. Sejauh ini semua kasus gizi buruk telah ditangani oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak," kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Brian Sriprahasti. (man)