Kekhususan Syafaat Nabi Muhammad, Ihwal Syuhbat Pelepah Daun Kurma
Pemahaman Keliru Tentang Hadits Ini
Sebagian muslim yang keliru dalam memahami hadits ini. Sebagian mereka mengatakan bahwa dianjurkan menanam pohon kurma atau pepohonan yang lain di atas kuburan.
Mereka mengatakan bahwa penyebab diringankan adzab kedua penghuni kubur itu ialah karena kedua pelepah yang masih basah itu senantiasa bertasbih kepada Allah Ta’ala.
Adapun pelepah yang sudah kering, maka tidak lagi bertasbih. Oleh karena itulah, mereka menanam pohon di atas kuburan agar adzab penghuni kubur terus diringankan
Pendapat seperti ini bertentangan dengan Firman Allah Ta’ala:
وَإِنْ مِّنْ شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لاَّ تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْ (44)
“Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka” (QS. Al Isra: 44)
Sesungguhnya pelepah yang kering pun senantiasa bertasbih kepada Allah Ta’ala. Demikian pula debu, kerikil dan bebatuan di dalam tanah senantiasa bertasbih kepada-Nya.
Seandainya penyebab diringankan adzab adalah tasbih, tentu tidak ada seorangpun yang mendapatkan siksa di dalam kuburnya, karena debu dan bebatuan yang berada di atas mayit juga bertasbih kepada Allah Ta’ala.
Maka, apakah pohon di kuburan dapat meringankan adzab? Tentu saja tidak.
Seandainya pepohonan di atas kuburan dapat meringankan adzab, tentu orang yang paling ringan azabnya adalah orang-orang kafir, karena kuburan mereka laksana taman yang besar disebabkan begitu banyaknya tanaman dan pepohonan yang mereka tanam di atas kuburan mereka?!
–Syafaat dan Doa Nabi ﷺ–
Para ulama menjelaskan bahwa sebab diringankannya adzab bagi kedua penghuni kubur itu adalah syafaat dan doa dari Nabi ﷺ Adapun pelepah basah yang ditancapkan oleh Nabi ﷺ di atas kedua kuburan itu hanyalah sebagai penanda batas waktu diterimanya syafaat Nabi ﷺ bagi kedua penghuni kubur itu agar adzab keduanya diringankan. Inilah pemahaman yang benar
Imam Muslim rahimahullah menyebutkan di akhir kitab Shahih nya, sebuah hadits yang panjang dari sahabat Jabir radhiyallahu anhu tentang dua penghuni kubur yang disiksa, bahwasanya Nabi ﷺ bersabda:
إِنِّي مَرَرْتُ بِقَبْرَيْنِ يُعَذَّبَانِ، فَأَحْبَبْتُ بِشَفَاعَتِيْ أَنْ يُرَفَّهَ عَنْهُمَا مَا دَامَ الْغُصْنَانِ رَطْبَيْنِ
“Sesungguhnya aku melewati dua kuburan yang sedang disiksa. Maka dengan syafa’atku, aku ingin agar adzabnya diringankan dari keduanya selama kedua pelepah itu masih basah”
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 3012)
Jadi, penyebab diringankannya adzab bukanlah adanya pelebah basah, akan tetapi karena syafaat dan doa dari Nabi ﷺ Hal ini merupakan kekhususan baginda Nabi Muhammad ﷺ.
“Pendapat yang mengatakan bahwa hal itu merupakan kekhususan Rasulullah ﷺ merupakan pendapat yang benar. Karena Nabi ﷺ tidak pernah menanamkan pelepah, kecuali di atas kuburan yang beliau ketahui penghuninya sedang disiksa. Dan beliau tidak melakukan hal itu kepada semua kuburan.
Seandainya perbuatan itu Sunnah, tentu Rasulullah ﷺ akan melakukannya kepada semua kuburan.
Hal itu merupakan kekhususan Nabi ﷺ dikarenakan para Khulafa’ur Rasyidin dan tokoh besar sahabat tidak pernah melakukan hal itu. Kalau, seandainya itu diperintahkan, tentu mereka akan segera melakukannya
Wallahu a'lam bishowab.