Kekeringan, Probolinggo Tanggap Darurat, Tunggu Dana dari BNPB
Sebanyak 21 daerah di Jawa Timur kini dilanda kekeringan kritis akibat kemarau panjang sejak Juni 2023 silam. Ke-21 kota/kabupaten ini berstatus penanganan bencana, termasuk Kabupaten Probolinggo.
Dari 21 daerah tersebut, 12 di antaranya berstatus siaga darurat dan sembilan daerah lainnya berstatus tanggap darurat termasuk Kabupaten Probolinggo.
"Kabupaten Probolinggo berstatus tanggap darurat kekeringan dan kebakaran lahan dan hutan (karhutla),” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarif kepada wartawan, Kamis sore, 12 Oktober 2023.
Sebagai daerah yang masuk dalam status tanggap kekeringan, Kabupaten Probolinggo dijanjikan mendapatkan bantuan sebesar Rp250 juta dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bantuan ini dimaksudkan untuk membantu penanganan kekeringan yang terjadi di daerah.
"Tetapi bantuan Rp250 juta untuk penanganan kekeringan itu belum kami terima," katanya.
Oemar menjelaskan, Kabupaten Probolinggo masuk dalam status tanggap darurat kekeringan sejak Juli 2023 lalu. Hal itu sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Probolinggo Nomor 360/371/426.32/2023 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Kekeringan, Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Probolinggo.
"Status tanggap darurat kekeringan dan karhutla ini berlaku selama 90 hari terhitung sejak 24 Juli lalu, atau sejak surat bupati diterbitkan," katanya.
Ia menjelaskan, musim kemarau tahun 2023 ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir November mendatang. Terkait hal ini, BPBD setempat menunggu update yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Prediksi untuk musim hujan masih akhir November. Tapi untuk selanjutnya, kami tetap menunggu surat dari BMKG," ujarnya.
Sebelumnya, BPBD setempat merilis, sebanyak 32 dusun di 20 desa di 10 kecamatan di Kabupaten Probolinggo mengalami krisis air bersih sejak Juni 2023 lalu. Desa-desa yang krisis air bersih itu kemudin mengajukan droping air kepada BPBD.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD, Moh. Zubaidulloh mengatakan, ke-32 dusun krisis air bersih itu memang letaknya di ketinggian (pegunungan). Sehingga ketika kemarau panjang melanda, sebagian sumber air dan sumur warga mengering.
Ke-32 dusun itu terletak di 10 kecamatan yakni, Tegalsiwalan, Wonomerto, Banyuanyar, Tongas, Bantaran, Kuripan, Sukapura, Lumbang, Leces, dan Tiris.
“Jumlah warga yang terdampak krisis air bersih mencapai 37.766 jiwa atau setara 12.648 kepala keluarga,” kata Zubaidulloh.
Dikatakan BPBD telah mendistribusikan air bersih sebanyak 127 kali sejak Juni-Oktober 2023 dengan volume air 715.000 liter, 13 tandon, dan 37 jeriken. “Untuk droping air bersih kami melibatkan empat mobil tangki berkapasitas 6.000 liter dan satu mobil tangki berkapasitas 4.000 liter,” katanya.