Kekeringan Melanda, Pelajar di Lamongan Gelar Salat Istisqa'
Bencana kekeringan akibat kemarau yang panjang membuat beberapa daerah mengalami krisis air untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat. Tampaknya, hal ini tak luput dari perhatian pelajar di Kabupaten Lamongan. Mereka pun menggelar salat Istiqa' untuk memohon turun hujan.
Musim kemarau tahun ini memang tak sesuai prakiraan BMKG. Bahkan lebih ekstrem dari tahun lalu.
Hal itu mulai terasa di wilayah Lamongan yang tidak kunjung turun hujan. Akibatnya, di beberapa wilayah di Lamongan terjadi krisis air berkepanjangan karena sumur-sumur warga mengalami kekeringan.
Diketahui, per 17 September 2019, sedikitnya terdapat 72 desa mengalami kekeringan, dari 27 Kecamatan di Lamongan. Namun jumlah itu bisa bertambah lagi, mengingat musim kemarau yang sampai saat ini belum berakhir.
Kondisi tersebut tampaknya menggugah rasa empati ratusan pelajar di Lamongan, tepatnya di Madrasah Ibtidiyah Unggulan Sabilillah (MIUS), untuk menggelar salat istisqa' pada hari Kamis 26 September 2019.
Salat Istiqa' digelar di halaman sekolah Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Sabilillah (MIUS), di Jalan Sumargo, Lamongan. Mereka memohon kepada Tuhan supaya menurunkan hujan, agar bencana kekeringan yang melanda segera berakhir, khususnya di Kabupaten Lamongan.
Mereka tampak khusyuk menunaikan salat istisqa'. Selain siswa dari Kelas 3 hingga 6, ritual ini juga diikuti oleh dewan guru serta wali murid.
"Salat Istisqa' adalah salat sunnah untuk meminta kepada Allah agar segera diturunkan hujan. Biasanya dilakukan bila terjadi kemarau panjang atau karena dibutuhkannya hujan untuk keperluan tertentu," kata guru agama MIUS, Ali Marzuki.
Turunnya air hujan memang sedang diharapkan bagi semua warga, apalagi masyarakat yang tinggal di desa di Lamongan yang mayoritas mata pencaharian adalah bertani. Mereka sangat membutuhkan air untuk menghidupi tanamannya, agar tidak gagal panen.
"Ini merupakan salah satu upaya kami meminta pertolongan kepada Allah agar diturunkan hujan. Karena kekeringan dan kekurangan air mulai dirasakan sebagian masyarakat Lamongan," ungkapnya.
Salah seorang siswa MIUS, Islahul Hasanah mengatakan, bahwa imbas dari kemarau yang panjang membuat banyak masyarakat Lamongan menderita. Atas dasar itulah ratusan pelajar kompak untuk menggelar salat Istisqa'.
"Ini teman-teman siswa semuanya prihatin dengan apa yang terjadi di Lamongan. Banyak sanak-famili dari teman-teman yang tertimpa krisis air. Kita doakan supaya hujan segera turun," ungkapnya.
Selain salat Istisqa', ratusan pelajar tersebut juga menggelar dzikir dan doa bersama sebagai ikhtiar memohon turunnya hujan, dan juga untuk mengurangi insiden kebakaran hutan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, agar bisa padam dan membuat udara kembali bersih dari kepulan asap.